Mohon tunggu...
Yulianto
Yulianto Mohon Tunggu... Penerjemah - Menulis saja

Menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kebaikan Dalam Tradisi Salam Tempel bagi Anak

11 Juni 2018   18:11 Diperbarui: 11 Juni 2018   18:30 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pegipegi.com

Di ayat terakhir surah tersebut dijelaskan bahwa Allah Swt yang menyempitkan dan melapangkan rezeki. Nilai inilah yang ingin diajarkan melalui kegiatan sedekah itu. Bahwa menumpuk harta takkan membuat seorang hamba kaya dan membagikan harta tak membuat seorang hamba menjadi miskin. Karena harta bukanlah yang membuat seseorang kaya atau miskin, tapi Allah Swt sumbernya.

Contoh yang lebih sederhana, dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Kompasiana berhasil mengajak orang-orang untuk menghasilkan satu tulisan setiap hari. Apakah hanya hadiah itu nilai yang diperoleh dari menulis tiap hari? Tentu tidak, kegiatan menulis memiliki banyak sekali manfaat. Silahkan di google sendiri manfaatnya. Intinya, pemberian iming-iming hadiah  memang efektif untuk menggugah orang-orang untuk melakukan sesuatu dan dapat membantu anak dalam mengenalkan pemahaman sebuah nilai.

Mengajarkan anak untuk bersedekah

Cara paling efektif untuk mengajarkan anak suatu kebaikan adalah dengan langsung memberikan contoh kepadanya. Kebaikan yang diajarkan melalui salam tempel lainnya adalah anak diajarkan tentang indahnya berbagi kepada sesama. Kebahagiaan yang dirasakan seorang anak ketika menerima salam tempel dari orangtuanya, kerabat atau sesepuh akan berbekas dalam alam bawah sadar anak tersebut. Bahkan hingga ia dewasa. 

Rasa hormat dan kagum yang muncul dalam diri seorang anak atas kebaikan orang yang memberikannya salam tempel akan memberikan dampak positif bagi anak. Anak akan mengerti bahwa dengan memberi, kita dapat membuat orang lain bahagia dan pekerjaan memberi merupakan perilaku dari seseorang yang baik. Secara tak sadar, anak akan termotivasi untuk melakukan hal yang sama kepada orang lain kelak

Kekhawatiran tentang sifat materialistis

Anak akan bersifat materialistis dengan tradisi salam tempel adalah kekhawatiran yang sering muncul pada orang yang kontra dengan tradisi ini. Agar kekhawatiran ini tidak terjadi, beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan seseorang yang akan memberikan salam tempel kepada

- Salam tempel hanya diberikan kepada anak pra sekolah dan anak yang masih di sekolah dasar .

- Jangan memberikan nominal uang yang besar. Berilah uang yang nominalnya cukup untuk jajan anak sesuai dengan umur anak.

- Ketika anak sudah sedikit lebih besar, salam tempel dapat diganti dalam bentuk lain yang sesuai dengan kebutuhan anak tersebut.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tradisi ini hanyalah langkah awal dari pembelajaran tentang nilai kepada seorang anak. Pelajaran ini akan gagal jika orang dewasa memberikan hadiah salam tempel yang tak sesuai atau melebihi kebutuhan sang anak. Orangtua juga tak boleh mendorong anak untuk mencari dan mengharapkan salam tempel. Orangtua malah wajib mengarahkan dan memberikan pemahaman anak tentang maksud dari salam tempel yang sebenarnya.

Demikian sedikit perspektif lain mengenai salam tempel di hari lebaran. Selamat menanti lebaran, salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun