Relief Candi Kidal juga mencerminkan keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Menurut Turaeni (2016), penggambaran berbagai karakter dan adegan dalam relief menunjukkan interaksi antara berbagai budaya dan tradisi yang ada di Nusantara. Hal ini penting untuk dipahami, terutama dalam konteks kebhinekaan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Selain itu, nilai-nilai yang terkandung dalam relief Candi Kidal juga dapat dijadikan sebagai alat pendidikan. Intan et al. (2024) mencatat bahwa dengan mengintegrasikan nilai-nilai tersebut dalam kurikulum pendidikan, generasi muda dapat belajar tentang pentingnya toleransi, kerjasama, dan penghargaan terhadap perbedaan. Ini menjadi sangat relevan dalam upaya membangun masyarakat yang harmonis dan saling menghargai.
Secara keseluruhan, relief Candi Kidal tidak hanya memiliki nilai artistik, tetapi juga sarat dengan makna yang dapat diambil sebagai pelajaran hidup. Dengan memahami dan mengapresiasi nilai-nilai ini, kita dapat menjaga warisan budaya yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang kita dan meneruskan pesan-pesan positif kepada generasi mendatang.
E. Upaya Pelestarian Candi Kidal
Pelestarian Candi Kidal merupakan hal yang sangat penting mengingat nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk menjaga keutuhan candi ini. Menurut data dari Eni dan Tsabit (2017), salah satu langkah awal yang dilakukan adalah melakukan restorasi terhadap bagian-bagian candi yang mengalami kerusakan akibat cuaca dan faktor lingkungan lainnya.
Restorasi ini melibatkan tim ahli arkeologi dan konservator yang berpengalaman dalam bidangnya. Al-ayyubi dan Baskoro (2018) mencatat bahwa penggunaan teknik restorasi yang tepat sangat penting untuk menjaga keaslian struktur candi. Selain itu, upaya pelestarian juga melibatkan penelitian lebih lanjut untuk memahami teknik konstruksi dan material yang digunakan pada masa lalu.
Masyarakat lokal juga berperan aktif dalam pelestarian Candi Kidal. Melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi, masyarakat diajak untuk lebih menghargai dan menjaga candi sebagai bagian dari warisan budaya mereka. Menurut Intan et al. (2024), partisipasi masyarakat dalam pelestarian candi dapat menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap warisan budaya yang ada.
Selain itu, promosi wisata yang bertanggung jawab juga menjadi salah satu cara untuk mendukung pelestarian Candi Kidal. Dengan meningkatkan jumlah pengunjung yang datang, diharapkan akan ada perhatian lebih dari pemerintah dan pihak terkait untuk menjaga dan merawat candi ini. Wijaya et al. (2023) menyebutkan bahwa pengembangan teknologi digital juga dapat dimanfaatkan untuk membuat prototipe relief Candi Kidal, yang dapat digunakan sebagai alat edukasi bagi pengunjung.
Pelestarian Candi Kidal bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama sebagai bagian dari masyarakat. Dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi, diharapkan Candi Kidal dapat terus terjaga dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang.
 Referensi
1. Al-ayyubi, K. I., & Baskoro, E. R. (2018). Candi Kidal. Candi Kidal, Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Ilmu Dan Bisnis Jurusan Manajemen, 8.
2. Dhiajeng Wulandari, & Budiarto, M. T. (2020). Etnomatematika: Eksplorasi Pada Artefak Kerajaan Singosari. Transformasi: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Matematika, 4(1), 203--217. https://doi.org/10.36526/tr.v4i1.905
3. Eni, S. P., & Tsabit, A. H. (2017). Arsitektur kuno kerajaan-kerajaan Kediri, Singasari, dan Majapahit di Jawa Timur-Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
4. Intan, M. F., Rahmah, N., Andriani, P., & Widiadi, A. N. (2024). ANALISIS NILAI-NILAI RELIEF GARUDEYA PADA SITUS CANDI KIDAL TERHADAP PENGUATAN KARAKTER KEBHINEKAAN PESERTA DIDIK DI SMKN 10 MALANG. Integrasi Dan Harmoni, 4(7), 1--6. https://doi.org/10.17977/um063.v4.i7.2024.9
5. Primadia, A. (2018). Sejarah Candi Kidal di Malang Lengkap dengan Arsitektur. Sejarah Lengkap. https://sejarahlengkap.com/agama/hindu/sejarah-candi-kidal. Diakses pada tanggal 5 Desember 2024
6. Sugihartono, R. A., Dharsono, G., & Susanto, M. R. (2019). Therianthropic character in Garuda statue and relief. International Journal of Recent Technology and Engineering (IJRTE), 8(1), 679-683.
7. Turaeni, N. N. T. (2016). APLIKASI ADI PARWA DALAM RELIEF SITUS CANDI KIDAL. The Aplication of Adi Parwa at Kidal Temple Site. Forum Arkeologi, 28, 135--138.
8. Turaeni, N. N. T. (2015). Aplikasi Adi Parwa dalam relief situs Candi Kidal. Forum Arkeologi, 28(2), 131--144.
9. Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta). (2016). Asal usul Candi Kidal. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 1--5.
10. Wijaya, I. B. A., Pramono, A., & Maulana, F. I. (2023). Digital Prototyping of Candi Kidal Relief on Interior Accessories. E3S Web of Conferences, 388, 1-5. https://doi.org/10.1051/e3sconf/202338804021