Mohon tunggu...
Assilanul Qurani
Assilanul Qurani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

halo selamat datang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Candi Kidal

9 Januari 2025   16:30 Diperbarui: 9 Januari 2025   16:30 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Candi Kidal, Kecamatan Tumpang

Candi Kidal

 

A. Sejarah dan Asal Usul Candi Kidal
Candi Kidal merupakan salah satu candi yang terletak di daerah Malang, Jawa Timur, dan dibangun pada masa Kerajaan Singosari sekitar abad ke-13. Candi ini didedikasikan untuk mendiang Raja Kertanegara, yang merupakan raja terkenal dari Kerajaan Singosari. Menurut Primadia (2018), Candi Kidal memiliki nilai sejarah yang tinggi karena menjadi salah satu peninggalan arsitektur Hindu-Buddha yang mencerminkan kebudayaan masa itu. Penelitian oleh Al-ayyubi dan Baskoro (2018) juga menunjukkan bahwa candi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol kekuasaan dan legitimasi raja.

Candi ini dibangun dengan teknik arsitektur yang sangat khas, menggunakan batu andesit yang diambil dari pegunungan sekitar. Eni dan Tsabit (2017) menjelaskan bahwa penggunaan batu andesit sangat umum pada masa itu karena kekuatannya dan kemampuannya untuk dibentuk menjadi berbagai ornamen yang rumit. Candi Kidal memiliki bentuk yang unik, dengan atap bertingkat dan relief yang menggambarkan berbagai kisah dari mitologi Hindu, termasuk cerita tentang Garuda dan Vishnu.

Dalam konteks sejarah, Candi Kidal juga mencerminkan pengaruh budaya Hindu yang kuat di Indonesia pada masa itu. Candi ini menjadi saksi bisu dari proses akulturasi antara budaya lokal dan budaya Hindu yang dibawa oleh para pedagang dan penguasa. Hal ini dapat dilihat dari berbagai elemen arsitektur dan relief yang ada di candi ini, yang menunjukkan kombinasi antara elemen lokal dan Hindu (Dhiajeng Wulandari & Budiarto, 2020).

Statistik menunjukkan bahwa Candi Kidal adalah salah satu dari sekian banyak candi yang ada di Jawa Timur, yang berjumlah lebih dari 200 candi. Namun, hanya sedikit yang terawat dengan baik dan memiliki nilai sejarah yang sebanding. Menurut data dari Universitas Gadjah Mada (2016), Candi Kidal adalah salah satu candi yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan dan peneliti, sehingga menjadi pusat perhatian dalam kajian arkeologi dan sejarah.

Dengan demikian, Candi Kidal bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi juga merupakan bagian integral dari sejarah dan budaya Indonesia. Melalui penelitian dan eksplorasi lebih lanjut, diharapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Candi Kidal dapat terus dipelajari dan dilestarikan untuk generasi mendatang.

 B. Arsitektur dan Desain Candi Kidal

Arsitektur Candi Kidal menunjukkan keahlian tinggi para arsitek dan pengrajin pada masa Kerajaan Singosari. Candi ini memiliki struktur yang kokoh dengan desain yang sangat terperinci. Menurut Sugihartono et al. (2019), salah satu elemen yang paling mencolok dari Candi Kidal adalah relief yang menghiasi dindingnya. Relief ini menggambarkan berbagai adegan yang berkaitan dengan mitologi Hindu, termasuk kisah Garuda yang mengangkut Vishnu.

Candi Kidal memiliki ukuran yang cukup besar, dengan panjang sekitar 10 meter dan lebar 8 meter. Atap candi terdiri dari beberapa tingkat, yang merupakan ciri khas dari arsitektur candi Hindu. Menurut Turaeni (2016), setiap tingkat atap tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetika, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam, melambangkan perjalanan spiritual menuju kesempurnaan.

Penggunaan batu andesit dalam konstruksi candi juga menunjukkan pemilihan material yang cermat, di mana batu ini dikenal memiliki daya tahan yang tinggi terhadap cuaca dan erosi. Eni dan Tsabit (2017) mencatat bahwa teknik pemotongan dan penyambungan batu pada Candi Kidal sangat presisi, menciptakan kesan harmonis dan seimbang. Hal ini menunjukkan bahwa para pengrajin pada masa itu memiliki pengetahuan yang mendalam tentang teknik konstruksi dan estetika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun