Mohon tunggu...
Shofwatun Rokhmah
Shofwatun Rokhmah Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Jangan Lupa Santuy

Apabila kamu lelah beristirahatlah sejenak, Jangan menyerah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Narasi

3 April 2020   13:29 Diperbarui: 3 April 2020   13:43 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentari masih malu untuk keluar dari zonanya.
Terhimpit mesra bercumbu dengan awan kelam mendung mendayung.
Menyongsok suara ayam yang tak hentinya bersautan.
Dingin menggigil tak bisa beraling ah..semesta memintaku untuk berpaling dan enggan beranjak disini.
Yah disini dalam sepi menepi.
Dalam rindu yg rancu tak layak dalam semu.
Sebuah pradugaku yang amat layu.
Semesta yang membuatku acuh dan tetap diam tak senyatu .
jika sajak ku taklagi kau dengar untuk apa ku berpuisi dan menarasikan rindu pada malam yang kelam.

bukan hal mudah untuk melepaskan , namun jangan lupa Tuhan ciptakan rasa keiklasan dan kelak akan di berikan ganjaran yang setimpal. Bukan karna Tuhan tak sayang pada kita namun Tuhan sudah siapkan skenario dan narasi yang tepat untuk hambanya.

Tuhan telah ciptakan hitam dan putih bukan karna tanpa alasan namun karna akan tercipta pula apa itu keseimbangan.walau bukan hal yang fana ataupun egois kita tak suka hitam bukan ? karna terkesan kotor atau pun menjijikan. namun  harus di ingat Allah ciptakan kemuliyaan batu hajar aswad dengan warna hitam. dan jika hidup kita hanya ada putih kita tak akan bisa menghargai yang lain dikarnakan kita terlalu naif untuk mengakui bahwa kita tak pernah salah.

Tak usah terlalu larut semua pasti berlalu.bagaikan badai yang menerjang. semua kan berlalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun