Seru bukan bisnis cookies bersama santri ini. Semoga santri yang ikut menjadi tim cookie,s memiliki keahlian baru setelah menjadi tim cookies pesantren. Yang insya Allah dapat menjadi bekalnya di hari esok.Â
Adapun mengenai favorit diantara banyaknya kue kering buatan tim cookies, Nastar sepertinya memiliki rating paling tinggi. Sebab saat berdagang, tim cookies menemukan hampir semua pelanggan menanyakan dan mengambil Nastar, barulah diikuti dengan kue-kue yang lain. Tim cookiespun pertama kali membuat kue kering, yang paling ingin dicoba terlebih dahulu adalah Nastar.Â
Ada apa dengan Nastar? Nastar itu ribet, katanya yang ribet-ribet itu penggemarnya banyak. Pernah suatu saat membaca quote "ribet aja sama penampilanmu, orang akan memandangmu lama, seperti kamu yang ribet lagi lama dalam berdandan atau memperindah penampilanmu". Quote ini dalam keadaan tertentu bisa jadi benar. Nah, Nastar itu membuatnya perlu waktu yang cukup lama, dari mengolah selai Nanasnya, hingga mengadon dan menimbang adonan sama rata, lalu setiap adonana harus dipadatkan untuk diisi selai Nanas, barulah bisa masuk ke oven, setengah matang bagian atas, maunya diangkat dulu untuk dioles kuning telur yang tim cookies campurkan dengan madu dan minyak goreng baru. Lalu dimasukkan lagi ke oven hingga berwarna brown cantik gitu, susah ngukur matengnya. Apa gak ribet itu? Kayaknya sedikit sekali yang gak suka Nastar yang cara pembuatannya butuh kesabaran dan lemah lembut itu, ya mungkin karena gak suka Nanas, biasanya jadi gak suka Nastar juga. Padahal itulah syurganya cookies, ada masam-masamnya yang membuat sensasi rasanya semakin mewah.
Tim cookiespun lebih banyak membuat Nastar, lalu putri salju, diikuti choco crunch flakes barulah peanut cookies. Alhamdulillah, Nastar tetap yang habisnya lebih dulu. Luar biasa kekuatan Nastar, dapat membantu tim cookies dalam berwirausaha meskipun ditengah pandemi Covid-19. Nastar juga yang membuat tim cookies bersemangat, insya Allah lebaran haji dan lebaran-lebaran berikutnya akan mencoba peruntungan cookies lagi, sambil belajar ilmu-ilmu cookies dan macam-macam cookies lainnya. Bentuk Nastar yang beraneka ragam pastinya akan menjadi PR pertama tim cookies. Karena belajar adalah upaya terbaik menjadi pakar.
Kesan yang sangat berharga, bersama santri membuat cookies dan berdagang cookies, santri-santri yang hebat dan luar biasa. Awalnya berfikir, ditengah wabah Covid-19, banyak SPP santri yang menunggak, sedangkan kewajiban-kewajiban pesantren harus dipenuhi, seperti gaji guru, listrik, PAM, dll. Alhamdulillah, melalui cookies dapat memberi tambahan income untuk pesantren walau tidak sampai 50%, tapi Alhamdulillah sangat membantu, bahkan dapat berbagi kepada santri-santri hebat tim cookies. Kenangan yang akan menjadi cerita, akan menjadi pengalaman berharga, bukan hanya untuk santri tapi juga untuk pengasuh. Terimakasih ya Allah, ide selalu Engkau berikan, sehingga yang dirasa bakal kurang, ternyata selalu lebih. Semoga dapat menginspirasi!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H