Hati atau yang juga dikenal liver/hepar merupakan suatu organ yang terletak di sisi kanan atas pada perut kita. Memiliki fungsi yang penting terutama untuk memetabolisme karbohidrat, lemak, protein; menghasilkan zat yang membantu pembekuan darah; juga memproses dan mengeluarkan bilirubin yang merupakan zat warna kuning pada tinja dan urin.
Hepatitis merupakan suatu proses peradangan pada organ hati. Hepatitis disebabkan oleh virus (virus hepatitis A, B, C, D, E), bakteri, dan obat-obatan. Berdasarkan perjalanan penyakitnya, terbagi menjadi (1) hepatitis akut, yaitu hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan, dan (2) hepatitis kronis, yang berlangsung lama serta nantinya dapat menjadi sirosis hati dan kanker hati.
Hepatitis akut misterius yang akhir-akhir sedang ramai dibicarakan merupakan suatu hepatitis yang belum diketahui penyebabnya. Penyebabnya bukan dari virus hepatitis A, B, C, D, dan E, namun beberapa kemungkinan penyebabnya yaitu:
1. Infeksi Adenovirus normal
2. Infeksi varian baru dari Adenovirus
3. Paska infeksi COVID-19
4. Obat, Toxin, atau paparan lingkungan lainnya
5. Patogen lainnya (koinfeksi dan lainnya)
6. Varian terbaru dari SARS-CoV-2
Â
Menurut WHO, sampai saat ini belum ditemukan kasus yang terkonfirmasi (confirmed) karena belum ditemukan penyebab pasti dari hepatitis akut misterius ini. Kasus yang ada disebut kasus kemungkinan (probable) dengan kriteria hepatitis akut (penyebab bukan virus hepatitis A-E) dan SGOT atau SGPT >500 U/L. Sedangkan kasus epi-linked merupakan kasus hepatitis yang memiliki kontak erat dengan kasus probable. Siapa saja dapat terserang hepatitis akut, baik dewasa maupun anak-anak, namun pada kasus hepatitis akut misterius ini terbanyak ditemukan pada anak <16 tahun. Cara penularannya diduga secara fecal-oral yaitu dari air liur atau ludah dari sisa makanan pasien hepatitis, bergantian alat makan dengan pasien, dari tinja pasien yang dibuang sembarangan sehingga dapat mencemari lingkungan.
Tanda dan gejala hepatitis akut yaitu:
-Demam
-Mual muntah
-Nyeri perut
-Diare
-Kuning (mata, kulit)
-Perubahan warna tinja menjadi lebih pucat (dempul) atau warna urin menjadi lebih gelap (kecoklatan)
-Badan lemas dan tidak nafsu makan
-Gejala lain yang menyertai: gatal, sesak, nyeri sendi/otot, gangguan pembekuan darah, penurunan kesadaran
Â
Bila sudah muncul tanda dan gejala, sebaiknya segera periksa ke dokter dan selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium, serta memberikan penanganan yang tepat. Penanganan secara spesifik saat ini belum ada, hanya tatalaksana secara suportif yaitu memperbaiki keadaan klinis pasien, mengobati keluhan atau gejala, mencegah agar kerusakan hati tidak semakin parah. Semakin cepat periksa ke dokter akan lebih baik, lebih cepat ditangani, sebelum kondisi pasien memburuk.
Beberapa pencegahan secara umum yang dapat dilakukan yaitu:
1.Masyarakat tetap tenang dan berhati-hati
2.Rutin mencuci tangan dengan sabun
3.Meminum air bersih yang matang dan makan makanan yang bersih, segar, tidak kadaluarsa, dan matang
4.Membuang tinja dan popok pada tempatnya
5.Tidak menggunakan alat makan dengan orang lain, memakai alat makan sendiri dan mencucinya segera setelah digunakan
6.Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan
7.Tetap menjalankan protokol kesehatan 6M (memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas, menjaga jarak minimal 1,5 meter, menghindari makan bersama)