Mendengar kata Ahmadiyah, apa yang terbersit dalam benak para pembaca? Bagi yang belum mengenal Ahmadiyah mungkin yang terbersit untuk pertama kalinya bahwa Ahmadiyah itu menyimpang, di luar Islam, dsb. Tapi apakah sebelumnya pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan Ahmadiyah seperti jalsah salanah misalnya?Â
Jika belum pernah dan hanya sekedar mendengar Ahmadiyah dari orang yang bukan Ahmadiyah. Apakah itu akan menjadi suatu informasi yang dapat dipercaya? Tentu tidak bukan.Â
Tapi informasi itu didapatkan dari seorang ulama tersohor di abad ini. Maka sudah seharusnya mempercayai serta mentaati semua perkataannya. Dan apakah indikasi menyimpangnya suatu aliran Islam tertentu tolak ukurnya adalah pernyataan ulama?
Bukankah agama Islam ini milik Allah Ta'ala sedangkan ulama hanya seorang yang mengekspresikan hasil hafalan yang ada dalam isi kepalanya. Kemudian mencoba untuk menafsirkan menurut perspektif dirinya, dari hasil suatu kajian tertentu bahwa aliran itu menyimpang. Tentu hal itu tidak bisa dijadikan suatu kebenaran yang mutlak.
Yang dapat mengabsahkan, menyimpang atau tidaknya suatu aliran Islam tertentu. Nyatanya hal itu telah menjadi kuasa Allah Ta'ala di akhir kelak kehidupan ini. Jelas bahwa pernyataan ulama tentang menyimpangnya suatu aliran Islam tertentu hanyalah bersifat opini. Itu artinya  bukan suatu keputusan yang mutlak dan dapat dibenarkan.
Pernyataan ulama itu sendiri nyatanya dapat disangkal dan disanggah jika apa yang disampaikan, tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Dan sudah seharusnya telah memahami bahwa telah menjadi rahasia umum sejak kewafatan Rasullulah SAW, mulai banyak bermunculan bendera Islam dengan membawa corak tersendiri dalam keislamannya. Lantas Islam yang mana yang benar untuk sekarang ini?Â
Bagi para pengikut Ahmadiyah, Islam yang benar adalah Islam Ahmadiyah dengan pendirinya Hz. Mirza Ghulam Ahmad AS, sebagai seorang nabi pengikut dari syariat Nabi Muhammad SAW berlandaskan rukun Islam dan rukun iman. Sebagai suatu pedoman dalam mengarungi perjalanan kehidupan di dunia ini, yang tidak bisa tergantikan oleh apa pun.
Maka jika melirik agenda Jalsah salanah Ahmadiyah 2024 yang akan berlangsung selama tiga hari di Desa Manislor, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan yang mendapatkan pelarangan dari pemerintah Kabupaten Kuningan itu.Â
Nyatanya hanyalah suatu kegiatan yang mengekspresikan poin-poin dari nilai yang terkandung dalam rukun Islam dan rukun iman.Â
Berikut beberapa penemuan kegiatan ketika para pembaca hadir dalam Jalsah Salanah atau pertemuan taunan itu :