3. Diare
Diare adalah suatu kondisi di mana feses yang dikeluarkan encer atau berair dengan frekuensi lebih sering daripada biasanya. Umumnya, diare disebabkan oleh makanan atau minuman yang kotor dan terkontaminasi mikroorganisme. Diare umumnya terjadi ketika cairan dari makanan tidak dapat diserap usus dengan baik, atau ada terlalu banyak cairan yang disekresikan ke usus. Diare biasanya tidak berlangsung lama sekitar 2- 3 hari.
4. Leptospirosis
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interrogans yang memiliki gejala seperti influenza dengan sakit kepala dan nyeri otot. Tikus merupakan salah satu hewan sebagai faktor penyebaran utama pada infeksi Leptospirosis, terutama pada saat musim hujan. Bakteri akan menginfeksi melalui kontak fisik atau luka pada tubuh melalui banjir, genangan air, atau air konsumsi yang telah tercemari oleh urin hewan. Gejala infeksi dapat dilihat langsung, yaitu adanya ruam kulit, bengkak, menggigil, mata merah, mual, muntah, bahkan gangguan perdarahan seperti bintik-bintik merah pada kulit dan perdarahan gusi.
Untuk pengobatannya penderita leptospirosis perlu diobservasi secara ketat dan mengatasi kondisi tubuh untuk tetap terhidrasi, tekanan darah normal, dan menghentikan gejala perdarahan. Pemberian antibiotik juga harus segera dilakukan baik secara oral atau injeksi penisilin pada kasus yang berat.
5. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan/inflamasi parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Pneumonia, infeksi paru-paru yang sering meningkat selama musim hujan, dipicu oleh bakteri, virus, atau jamur. Faktor seperti kelembaban tinggi, paparan suhu dingin, dan aktivitas dalam ruangan yang padat meningkatkan risiko penularan, terutama pada anak-anak, lansia, dan individu dengan komorbiditas. Infeksi ini menyebar melalui droplet udara, menyebabkan peradangan pada alveoli yang mengganggu pertukaran gas di paru-paru. Â
Gejala pneumonia meliputi demam tinggi, batuk produktif, sesak napas, dan nyeri dada. Jika tidak ditangani, komplikasi seperti efusi pleura, sepsis, dan gagal napas akut dapat terjadi. Data WHO (2023) mencatat pneumonia sebagai penyebab 2,5 juta kematian global, dengan peningkatan insiden hingga 30% selama musim hujan di negara tropis, termasuk Indonesia. Â
Pengobatan pneumonia meliputi antibiotik untuk infeksi bakteri, antivirus untuk kasus akibat virus, serta terapi oksigen pada kondisi berat. Â
Bagaimana Pencegahan Penyakitnya?
Musim pancaroba dan hujan di Indonesia membawa dampak positif, terutama bagi sektor pertanian, namun juga meningkatkan risiko kesehatan masyarakat. Perubahan cuaca yang drastis, kelembaban tinggi, dan genangan air menciptakan kondisi ideal bagi penyebaran penyakit menular seperti influenza, demam berdarah, diare, leptospirosis, dan pneumonia. Faktor risiko seperti penurunan daya tahan tubuh, kebersihan lingkungan yang buruk, serta aktivitas di ruangan tertutup menjadi pemicu utama meningkatnya kasus penyakit selama musim hujan. Penting bagi masyarakat untuk memahami karakteristik hujan dan dampaknya terhadap kesehatan guna mencegah penyakit yang dapat berujung pada komplikasi serius. Â