Mohon tunggu...
habib
habib Mohon Tunggu... Atlet - mahasiswa

hobi futsal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kontrak Derivatif

20 Maret 2024   21:14 Diperbarui: 20 Maret 2024   21:19 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pengertian:

Kontrak derivatif adalah perjanjian di antara dua atau lebih pihak untuk memperdagangkan suatu aset keuangan atau komoditas pada waktu yang ditentukan di masa depan, dengan harga yang telah ditentukan saat ini. Harga aset yang menjadi dasar kontrak derivatif disebut "harga pelaksanaan" atau "harga kesepakatan". Nilai kontrak derivatif berfluktuasi seiring perubahan harga aset yang mendasarinya.

Kontrak derivatif menurut beberapa tokoh:

  • Warren Buffett: Investor terkenal ini pernah menyebut derivatif sebagai "bom waktu keuangan" pada tahun 2002. Buffett memperingatkan bahwa kontrak derivatif yang kompleks bisa menjadi sumber risiko yang sangat besar bagi perusahaan dan pasar keuangan pada umumnya.
  • George Soros: Soros, seorang investor dan filantropis, melihat kontrak derivatif sebagai alat yang berguna untuk manajemen risiko. Namun, ia juga telah menunjukkan keprihatinan terhadap potensi kerugian besar yang bisa timbul dari penggunaan derivatif yang tidak tepat.
  • Alan Greenspan: Mantan Ketua Federal Reserve AS ini pernah menyatakan bahwa derivatif dapat meningkatkan efisiensi pasar dan membantu mengelola risiko keuangan. Namun, Greenspan juga menyadari bahwa derivatif kompleks dapat menimbulkan tantangan signifikan bagi stabilitas keuangan jika tidak dikelola dengan baik.
  • Nassim Nicholas Taleb: Sebagai penulis buku "The Black Swan: The Impact of the Highly Improbable", Taleb mengkritik penggunaan kontrak derivatif kompleks dan memperingatkan tentang ketidakmampuan manusia untuk memprediksi peristiwa ekstrem (black swan events). Menurutnya, banyak kontrak derivatif tidak memperhitungkan risiko-risiko ekstrem ini dengan baik.

Tujuan:

Tujuan utama dari kontrak derivatif adalah untuk mengelola risiko. Para pihak dapat menggunakan kontrak derivatif untuk melindungi diri dari fluktuasi harga yang tidak diinginkan, yang dapat terjadi dalam berbagai aset seperti saham, obligasi, komoditas, mata uang, dan suku bunga. Di samping itu, kontrak derivatif juga digunakan untuk tujuan spekulatif, di mana para pihak berspekulasi terhadap arah pergerakan harga aset yang mendasari.

Jenis:

Kontrak derivatif dapat dibagi menjadi beberapa jenis utama, termasuk:

  • Futures (Kontrak Berjangka): Kontrak untuk membeli atau menjual aset tertentu pada tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Kontrak berjangka umumnya diperdagangkan di bursa.
  • Options (Opsi): Kontrak yang memberi pembeli hak, namun bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual aset pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Pemegang opsi membayar premi untuk hak ini.
  • Forwards (Kontrak Forward): Kesepakatan antara dua pihak untuk membeli atau menjual aset pada tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang telah disepakati sebelumnya. Kontrak forward biasanya disesuaikan secara khusus antara dua pihak.
  • Swaps: Kontrak di mana dua pihak setuju untuk saling menukar arus pembayaran atau arus kas dari dua instrumen keuangan yang berbeda, seperti suku bunga, mata uang, atau indeks saham.

Potensi Permasalah:

  • Robert Merton: Ahli keuangan yang terkenal, Robert Merton, telah menyoroti potensi permasalahan derivatif terkait dengan risiko sistemik. Dia menggarisbawahi pentingnya memahami dampak dari keterkaitan yang kompleks antara institusi keuangan dan pasar dalam sistem keuangan global.
  • Nassim Nicholas Taleb: Penulis dan ahli risiko, Nassim Nicholas Taleb, telah mengkritik penggunaan derivatif dalam mengelola risiko, mengingatkan tentang potensi risiko ekstrem yang sering diabaikan dalam model matematika yang digunakan untuk menilai derivatif.
  • Joseph Stiglitz: Penerima Nobel Ekonomi dan kritikus utama pasar keuangan, Joseph Stiglitz, telah menyoroti potensi permasalahan derivatif terkait dengan ketidaktransparan dan kompleksitasnya. Dia menekankan perlunya reformasi untuk meningkatkan transparansi dan mengurangi risiko sistemik.
  • Paul Volcker: Mantan Ketua Federal Reserve AS, Paul Volcker, telah mengadvokasi untuk pembatasan penggunaan derivatif oleh institusi keuangan besar. Dia berpendapat bahwa derivatif kompleks dapat meningkatkan risiko dan ketidakstabilan sistem keuangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun