Mohon tunggu...
Asri Mariati
Asri Mariati Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

words that could not be spoken

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hilang

30 Oktober 2022   19:21 Diperbarui: 30 Oktober 2022   19:22 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hilang
Apakah rasa itu masih ada? Apakah rindu itu masih tercipta?ah sial pertanyan yang berulang kali aku tanyakan pada diriku yang tak tau malu ini,padahal jelas-jelas kamu telah meningalakan  aku  di tengah mlm degan perasan cinta yang mendalam dengan tangisan yang tersiak,aku tepis airmataku dengan lembut sembari melihat nyala motormu yang mulai menjauh dariku,selalu aku mengejarmu kembali mukin ada sisa cinta yang masih tersirat dihatimu meskipu sedikit,sedikit! hanya sedikit yang aku minta namun nayatanya cintamu telah hilang  tapi tak pernah aku menyerah akan itu mukin aku bisa mengpaimu sekali lagi dan sekali lagi sampai sekali lagi itu menjadi berkali kali, dan aku terus memaksakan diri untuk itu,lihat lah begitu cintanya diriku padamu,lihatlah betapa takunya aku kamu dengan yang lain,pikirku kamu akan kembali sambil berkata "maafkan aku kemarin ya,aku salah dan aku egois,bisa kah kita mengulanginya kembali ?bisa kah kita menyusun kebahgian yang kemarin sempat salah dari awal?"
Dan pikiran angan-angan itu selalu menghapiri langkahku setiap harinya agar bisa menguatkan jiwa dan ragaku untuk tetap baik-baik saja,begitulah aku tanpamu setiap harinya,menatap foto,video dan pesan manismu, selalu aku berharap kamu kembali.
Aku sunyi setelelah kau hilang ,aku rapuh saat kau hilang,aku tak kuasa menepis air mataku setiap harinya rasanya aku tak akan pernah mampu kehilangmu,nyatanya aku kehilangamu! Aku runyam! Kesalku terlalu mencintaimu,beulang kali aku kuatkan hatiku berulang kali pula aku rasakan sakit,setelah beberapa lamanya aku menjauh darimu ,hari itu dengan jelas kau ternyata sudah menemukan orang baru,sakit hatiku rapuhnya jiwaku,seakan aku ingin teriak disana juga,begutu teganya dirimu,nyatanya kau meningalkan aku karena ingin bersamanya.
Ku hembuskan nafas panjang,sembari menglus-elus dadaku yang sudah hancur menjadi kepingan pazel yang entah waktu itu bisa ku susun kembali atau tidak,nyatanya semuanya benar-benar hilang!
Bahgialah kamu dengan wanita itu,bukannya dia pilihanmu? Bukan kah dia wanita yang kau ingin kan yang tak sempat kau miliki? Bahgilah kamu,aku mampu walpun harus rapuh,selamat bahgia dengan pilihanmu,tapi bisa kah aku meminta  satu hal padamu? ,aku ingin menjadi temanmu kembali seperti pertma kita berjumpa di bawah pohon rindang waktu itu,bisakah? Bisakah kita menjadi teman? Bahgialah kamu dan bahgilah aku dengan rasa kehilangan yang dalam ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun