Kami berjalan di antara pohon-pohon tinggi, menghirup udara yang segar, dan mendengarkan gemerisik angin di sela dedaunan---sebuah pengalaman yang menenangkan jiwa.
Sore harinya, kami singgah ke rumah Kepala Desa Bontomanurung dan juga Bontomatinggi Tompobulu, Bapak Mustakim. Beliau menyambut kami dengan ramah, seperti keramahtamahan khas masyarakat Bugis yang selalu membuat tamu merasa dihargai.
Di teras rumahnya yang sederhana namun nyaman, ia menghidangkan segelas kopi hitam tubruk hangat. Sambil menyeruput kopi, kami menikmati pemandangan luar biasa: pegunungan berkabut di kejauhan, berdiri megah di balik Gunung Malino yang sejuk.
Di sela-sela perbincangan, kami juga meninjau tanah-tanah luas yang membentang di sekitar lembah. Gagasan-gagasan bermunculan: sebuah tempat tinggal tenang untuk masa depan, peluang usaha peternakan ayam, atau bahkan kantor LBH yang menawarkan kedamaian di tengah alam.
Setiap sudut Tompobulu memberikan inspirasi, seolah puncak gunung ini berbicara kepada kami untuk melihat kehidupan dari perspektif yang lebih tinggi.
Namun, di balik potensi besar ini, ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan infrastruktur dan fasilitas umum. Tompobulu bisa menjadi "Puncak" versi Sulawesi Selatan, seperti kawasan pegunungan di Jawa Barat yang terkenal dengan banyak villa, tempat wisata, fasilitas pendidikan, dan sarana ibadah yang ikonik.
Investasi pada fasilitas ini, termasuk transportasi umum yang terintegrasi, akan membuat perjalanan ke Tompobulu lebih mudah bagi wisatawan dan masyarakat lokal.
Selain itu, penting untuk membangun jaringan internet yang menyeluruh di kawasan ini. Dengan akses digital yang baik, warga dapat terhubung dengan dunia luar, memanfaatkan peluang usaha berbasis teknologi, dan menarik lebih banyak pengunjung yang ingin bekerja atau berlibur sambil menikmati alam.
Infrastruktur ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus memastikan kenyamanan bagi pengunjung yang ingin merasakan keindahan Tompobulu.
Hari itu di Tompobulu bukan hanya sebuah perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual. Pemandangan jalanan berkelok, sungai yang mengalir tenang, dan udara pegunungan yang sejuk membawa kami merenungi arti kehidupan.