DIKAU, BAGAIKAN BAYI YANG BARU LAHIR KE BUMI.
Sejatinya, setiap insan suka dan sayang dengan seorang bayi.
Ini mencerminkan sifat Ilahi Ar Rahman yang selalu mengasihi dan menyayangi.
Bayi yang masih suci hadir ke bumi dari tanah surgawi.
Murni tanpa rasa iri, sombong dan dengki.
Hanya ada rasa takjub akan keindahan duniawi.
Rasa ingin tahu dan mengeksplorasi seluruh penjuru bumi.
Hingga akhirnya akan kembali suci dari segala kotoran duniawi.
Puasa telah mengekang nafsu, menahan lapar dan dahaga
Menahan keinginan panca indera, yang sementara.
Hakikatnya puasa mengajarkan kepatuhan tanpa batas.
Hanya yang ikhlaslah yang diterima amalannya, hingga ia kembali suci bagaikan bayi yang baru terlahir.
Ibarat seorang bayi yang baru lahir
Kita kembali terpesona dengan makanan bumi.
Makanan diri yang selama sebulan tak sembarangan dipenuhi.
Nafsu diri kembali seperti bayi, suci Namun jangan sampai kembali dikotori.
Dikau yang telah memiliki jiwa sesuci bayi.
Akan terpapar energi suci Sang Ilahi.
Tawadhu beramal dan membaca kitab suci.
Hingga tak lagi tergelincir dalam hebatnya godaan duniawi.
Maka, Maha Suci Allah yang Maha Penyayang.
Yang telah mengajarkan sang insan bacaan Al Quran.
Yang telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya.
Yang mengajarkannya pandai menulis dan berbicara.
Dan, ketika mentari pagi kembali menyinari bumi.
Bulanpun menyambutnya dengan memantulkan sinarNya kembali.
Hingga tumbuhan kembali bertumbuh dengan patuh
Maka, jagalah kedamaian dan keseimbangan dunia dengan utuh.
Karena dikau bukanlah lagi seorang bayi.
Namun telah diangkat menjadi seorang wali.
Menjadi sebaik-baiknya insani
Hingga saatnya tiba untuk kembali lagi.
TANGERANG, MEI 2022