World Heritage Day | Hari Pusaka Dunia.
Hampir setiap pemuda Bugis Makassar pernah membawanya atau memilikinya sekedar untuk berjaga-jaga.
Badik keris atau kawali ini adalah badik pusaka leluhur dari tanah Tomatoa Ogie yang usianya sudah mencapai ratusan tahun lamanya.
Badik yang sudah agak retak karena pernah digunakan ini dulunya tak terawat dan hanya tergeletak tak berharga.
Namun di tangan orang yang tepat dia akan tersimpan dan dijaga dengan baik karena setiap karya cipta adalah sangat berharga dan akan sulit untuk mencapai usianya lagi.
Badik adalah senjata tradisional khas Bugis Makassar yang oleh sebagian masyarakatnya dianggap memberikan kekuatan, ketenangan dan juga keberanian.
Juga seringkali digunakan untuk menghadang musuh yang seringkali menyerang harga diri, harta dan keluarganya.
Pada zaman dahulu kadang digunakan dalam pertarungan satu lawan satu dalam sebuah ikatan sarung atau disebut juga "Sigajang Laleng Lipa".
Pertarungan ini digunakan jika sudah tidak dapat lagi menyelesaikan masalah dengan falsafah Bugis dengan 3 kata ujung. Yaitu dengan...
1. Ujung lidah yaitu dengan komunikasi atau permusyawarahan dalam menyelesaikan urusan.
2. Ujung kemaluan yaitu dengan melakukan pernikahan agar terjadi hubungan kekerabatan.
3. Ujung badik yaitu dengan menggunakan senjata.
Sewaktu bepergian atau merantau, umumnya badik dijadikan pegangan namun sekarang badik lebih banyak digunakan untuk pelestarian budaya Bugis Makassar yang dikenal dengan semangatnya dalam berjuang dan gigih dalam mencapai tujuan.
Salam
Asrul Sani Abu | Badik Owner.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H