Mohon tunggu...
Asrul Sani Abu
Asrul Sani Abu Mohon Tunggu... Penulis - Author | Entrepreneur | Youtuber

Asrul Sani Abu, S.E., M.M. adalah seorang wirausahawan, penulis buku dan youtuber yang berasal dari Sulawesi Selatan yang berdomisili di Tangerang Selatan. Hobinya dalam menulis menghasilkan beberapa karya tulis yang telah diterbitkan di antaranya:  1. Manajemen Kebahagiaan 2. Novel: Ayat Cinta Sang Pujangga 3. The Masterpiece of Love and Life. 4. Bukan Syair Biasa. 5. Sang Wali 6. Novel: From Sydney to Jakarta. Dan 7. Biografi. Catatan Ngopi Asrul Sani.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Perang Terhebat!

1 Maret 2022   16:23 Diperbarui: 1 Maret 2022   18:13 2345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


PERANG TERHEBAT.

Perang terhebat bukanlah mengalahkan lawan dengan pertempuran, darah dan air mata.
Perang terhebat adalah mengalahkan lawan tanpa pertempuran dan perlawanan.

Jenderal terhebat bukanlah yang mampu menghancurkan gedung dan membunuh musuhnya sebanyak-banyaknya.
Jenderal terhebat adalah jenderal yang mampu membangun hati dan jiwa manusia sehebat imannya.

Perang sejati bukanlah mengalahkan musuh dan iblis yang bersarang dalam gedung dan rumah.
Perang sejati adalah mengalahkan diri sendiri dan menjauhkan iblis dari rumah jiwa.

Perang yang paripurna bukanlah yang mampu meraih kemenangan.
Perang yang paripurna yang mampu mengubah seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Perang laksana api yang keluar dari gunung api yang membara
Amarah memuncak karena energi hati yang sakit dan kecewa.
Melahirkan kehancuran dan matinya hatinya setiap insan.
Yang pada akhirnya akan merugikan dan menghancurkan masa depan dunia.

Dan ketika perang menjadi solusi utama
Hanya jika diserang dan merugikan umat manusia.
Perang hanya akan menimbulkan luka, sakit dan derita.
Daripada aliran sungai surga yang diimpikan setiap jiwa.  

Akankah mampu menghidupkan insan yang telah kembali pada Tuhannya.
Akankah mampu meraih cahaya rembulan yang telah dihancurkan?.

Lalu dimanakah setiap jenderal yang membela jiwa yang amat dicintaiNya.
Membiarkan derita dan kematian menjemput orang-orang yang tak berdosa.
Melihat kota dan desa yang dibangun dengan cinta dihancurkan sia-sia.
Ini sungguh bukanlah perang yang paling hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun