PELAKORÂ
Katamu pelakor perebut laki orang. Dia yang merebut kebahagiaan keluarga. Merusak rumah tangga dan kehormatan pemimpinnya. Hingga semua menjadi korbannya.Â
Katamu pelakor wanita idaman lainnya. Wanita yang diidamkan lelaki yang kesepian. Rindu cinta, kehangatan dan kebahagiaan. Hinggapnya pada bunga yang beracun dan liar.Â
Katamu itu wajar saja. Karena dia hanyalah sekedar mencari nafkah. Lelaki yang memiliki banyak uang. Demi membantu kelangsungan hidup keluarganya.Â
Katamu dan kataku serta kata kita. Pada akhirnya semua terletak pada persepsi kita. Semua terjadi karena kesalahan kita semua. Yang tak bersyukur dengan apa yang telah diberikanNya.Â
Dan sadarilah nanti ke depannya Kebahagiaan hati bukan hanya pada wanita semata. Dia ada pada hati dan jiwa yang mensyukuri segala nikmatNya. Terus beribadah dan mendekat pada Yang Kuasa. Agar keluarga kita sakinah, mawaddah warahmah.Â
Dan mulailah juga selamatkan keluarga dari godaan makhlukNya.Â
Yang selalu saja iri dan dengki. Melihat rumah tangga yang sedang hidup bahagia dan damai. Rumah yang berlimpah rezeki tidak hanya dengan materi. Tapi juga rasa peduli, cinta dan kasih nan suci.
 ASRUL SANI ABU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H