KALA MENANGIS, TAK BERAIR MATA LAGI.
Kala menangis tak berair mata lagi, karena hati yang mulai tertutupi.
Penuh beban dan derita tak sanggup hidup sendiri.
Kala menangis tak berair mata lagi, karena hidup yang cepat berubah
Banyak guncangan hati dan jiwa
Hingga tak tahu mau kemana.
Kala menangis tak berair mata lagi, karena hidup yang semakin menghimpit
Menyerang setiap otot dan sendi ekonomi
Entah sampai kapan krisis ini kan berakhir.
Kala menangis tak berair mata lagi, karena jurang bumi dan langit.
Singgasana semakin jauh dengan rumput dan sungai.
Tak melihat daun dan bunga yang kering
Karena air mata sudah tak ada lagi.
Kala menangis tak berair mata lagi.
Kala Tuhan telah rindu karena lama tak dicari.
Sibuk mengejar dunia tiada berhenti
Hingga lupa, air mata telah habis dan mengering.
Ibu pertiwi telah lama merintih dan menangis
Menanti anak negeri untuk membantu dalam segala perih.
Walau mata air tak pernah habis dan mengering.
Karena hujan pasti kan selalu menyirami sang bumi kembali.
ASRUL SANI ABU.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H