Aku merasakan kebahagiaan, perasaan lega yang tak terkira. Seolah semua beban telah terangkat ke langit, yang tercurah adalah limpahan rahmat dan kasih dari Sang Maha Kasih.Â
Kubuka mata dengan lebar.Â
Matahari mulai meredup, tanda sang cahaya besar sudah mulai terbenam. Aku membalikkan badan, memunggungi lautan berbalik menuju pulang, pulang ke rumahku yang berpanggung.Â
Iya, aku tinggal di sebuah rumah kayu yang berpanggung tak jauh dari pantai indah ini. Berada dibawah kaki sebuah bukit yang hijau.
Aku menyusuri jalan sendiri, sambil menikmati sudut-sudut kota yang sudah berbenah, bahkan ada beberapa rumah kayu yang mulai menyalakan lampunya walaupun dengan lampu yang dipompa. Beberapa anak kecil terlihat berlarian dan bermain di depan kolong rumahnya, sambil tersenyum dan tertawa bahagia.
Sebuah kota yang romantis dan indah. Laksana lukisan sang maestro Vincent Van Gogh pelukis yang mendunia. Cantik misterius bagaikan tulisan sang penulis William Shakespeare yang melegenda. Hampir tak terungkapkan pesona kota kecil yang berpantai indah ini.Â
Setelah berjalan kaki beberapa menit, tibalah aku di persimpangan jalan menuju rumah.
Mendadak. Aku melihat ada banyak orang yang sedang berkumpul di rumah.Â
Aku sontak kaget dan terperanjat.
"Ada apa gerangan?????"Â Gumamku dalam keheranan, kepalaku agak kumajukan mencongak melihat ke ujung jalan.
Â