Mohon tunggu...
Asrul Sani Abu
Asrul Sani Abu Mohon Tunggu... Penulis - Author | Entrepreneur | Youtuber

Asrul Sani Abu, S.E., M.M. adalah seorang wirausahawan, penulis buku dan youtuber yang berasal dari Sulawesi Selatan yang berdomisili di Tangerang Selatan. Hobinya dalam menulis menghasilkan beberapa karya tulis yang telah diterbitkan di antaranya:  1. Manajemen Kebahagiaan 2. Novel: Ayat Cinta Sang Pujangga 3. The Masterpiece of Love and Life. 4. Bukan Syair Biasa. 5. Sang Wali 6. Novel: From Sydney to Jakarta. Dan 7. Biografi. Catatan Ngopi Asrul Sani.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengapa "Sang Professor", Menang Pilkada 2018. Sebuah refleksi untuk Indonesia.

28 Juni 2018   16:28 Diperbarui: 28 Juni 2018   16:32 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Prof. DR. Nurdin Abdullah dulunya adalah seorang akademisi, namun ketika rakyat dikampungnya memintanya untuk menjadi pemimpin mereka, maka sang professorpun menerima amanah dari sang rakyat. Lahir dari seorang anak tentara Indonesia keturunan Raja Bantaeng.

Professor Nurdin Abdullah adalah tokoh fenomenal. Beliau adalah bupati Indonesia pertama yang bergelar professor.

Disamping banyaknya penghargaan yang diterimanya semenjak menjadi pemimpin. Di tahun 2017 saja sangat banyak penghargaan seperti:

Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) tahun 2013 Penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah RI kepada daerah yang mampu menata transportasi publik dengan baik.

Anugerah Kepala Daerah Pilihan Tempo, sebagai Kepala Daerah Teladan, Tahun 2017.

Penghargaan SINDO Government Award 2017, Kabupaten terbaik dalam pembangunan pertanian.

Penghargaan sebagai Marketer Of The Year Makassar 2017, dari MarkPlus Inc.

Penghargaan Makassar Marketing Champion 2017, dari MarkPlus Inc.

Penghargaan Pengelolaan Kepegawaian Terbaik Tingkat Kabupaten / Kota untuk Type B, dari Badan Kepegawaian Negara, Tahun 2017.

Penghargaan Kabupaten Layak Anak Kategori Pratama, dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Tahun 2017.

Penghargaan Pengembangan Forum Anak Daerah Terbaik, dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Tahun 2017.

Penghargaan Champion of WOW Public Service Excellence Award Sulawesi Selatan dari MarkPlus Inc, Tahun 2017.

Piala Adipura dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Tahun 2017.

Penghargaan Percepatan Cakupan Pemberian Akta Kelahiran Anak dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Tahun 2017.

Penghargaan dari Menteri Dalam Negeri Sebagai Komisi Irigasi Terbaik I Program WISMP II 2017.

Penghargaan Subroto Bidang Inovasi Energi Kategori Prabawa dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Tahun 2017.

Penghargaan sebagai kabupaten sehat kategori Swasti Saba Wistara dari Kementrian Kesehatan Tahun 2017.

Penghargaan healt award 2017, Inspirator local leader tahun 2017.

Penghargaan atas predikat kepatuhan terhadap standar pelayanan public dari Obudsman Republik Indonesia (ORI), tahun 2017.

Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA), tahun 2017. Penghargaan yang terakhir adalah yang paling utama karena menyangkut kualitas integritas sang pemimpin yang anti korupsi.

Mengapa sang professor menang di Pilkada Sulawesi Selatan?

Ada 7 faktor utama yan membuat sang professor diminati jadi pemimpin.

  • Integrity (Integritas). Sang professor, memiliki integritas yang tinggi, satu kata dengan perbuatan. Kejujuran adalah hal yang utama, itulah mengapa beliau sering mengganti pejabat yang tidak jujur dalam bekerja. Dan menggelar lelang jabatan bagi siapa yang memiliki integritas yang memang, benar-benar mau bekerja dan berkorban untuk kepentingan umum.
  • Tangible (Tampilan). Penampilan sang professor jauh dari kesan "borjuis", beliau selalu tampil sederhana dan apa adanya. Yang dibesarkan bukanlah penampilan tapi karya nyata untuk masyarakat. Tampilan daerah Bantaeng yang dulu terkesan sepi sekarang menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi sulawesi selatan. 
  • Empathy (Hati, Empati). Beliau memiliki perasaan yang peka terhadap nasib rakyatnya. Daerah yang dulunya banyak kematian ibu yang melahirkan, menjadi daerah yang o persen kematian. Setiap hari rumah beliau terbuka untuk rakyat setiap 08.00 pagi, untuk menerima masukan atau kritikan untuk pembangunan daerah.
  • Smart (cerdas). Kecerdasannya tentu sudah tidak perlu diragukan lagi. Beliau adalah seorang doktor dari universitas di Jepang. Ilmu yang dipelajari di Jepang yang merasa malu jika harus berbohong mulai diajarkan dan ditularkan ke masyarakat.
  • Visoner (Pandangan maju). Sang guru besar saat mulai memimpin langsung bekerja cerdas dan nyata. APBD yang tadinya umumnyahanya untuk dihabiskan dirubah menjadi APBD yang produktif 3 x lipat.
  • Program. Memiliki program kerja yang jelas dan terukur. Bantaeng dulunya adalah kota yang terbelakang, miskin dengan kondisi daerah yang memprihatinkan. Dalam waktu cepat dirubah menjadi daerah yang sejahtera, pengangguran banyak berkurang dan kondisi kota yang tertata rapi serta berjalan mulus. Program Jumat Bersih, Sabtu Menanam, Brigade Siaga Bencana, Ambulans Mobile 24 jam dan sebagainya adalah salah satu program yang terus dijalankan.
  • Real Work (Kerja Nyata). Hasil karya nyata sang professor dari daerah terpencil Bantaeng menggema ke seluruh Sulawesi hingga manca Negara. Kerja nyatalah yang membuatnya jadi pemimpin idaman bagi seluruh rakyat Sul-Sel. Banjir yang sering terjadi, sudah menjadi mimpi karena pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan kondisi kebutuhan alam lingkungan.
    Hasil nyatanya adalah angka kemiskinan yang awalnya 21 persen menjadi 5 persen.
    Angka pengangguran dari 12 persen menjadi 2,3 persen.
    Pendapatan per kapita dari Rp 5 juta, kini menjadi Rp 27 juta.
    Pertumbuhan ekonomi dari 4,7 persen kini menjadi 9,5 persen.
    APBD yang awalnya Rp 200-an miliar, kini tembus Rp 800-an miliar.
    Pendapatan dari sektor pariwisata yang awalnya hanya Rp 34 juta, kini jadi Rp 3,2 miliar.
    Dari sinilah ketuk tular terjadi (the word of mouth communication).

Inilah salah satu contoh sosok pemimpin idaman bagi rakyat khususnya daerah Bantaeng, dan juga Sulawesi Selatan yang bukan tidak mungkin bisa memberikan karya nyata juga bagi Indonesia, suatu hari nanti. 

Sangat pantaslah rakyat SulSel memilihnya menjadi pemimpin mereka untuk 5 tahun kedepan.

Semua itu adalah hasil dari "track record" yang memang sudah teruji dan terbukti nyata, bukan dari janji manis semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun