Namun menjadi neraka bagi yang tidak memiliki cukup uang dan jabatan.
Di Australia, penduduknya dengan mudah dan nyaman dapat menggunakan kendaraan umum tanpa harus takut dengan kriminal dan stress dengan kemacetan apalagi banjir.
Jakarta, walaupun sudah mulai berbenah, mulai ke "on the track" mencapai itu semua.
Sudah mulai terlihat banyak perubahan pada fasilitas transportasi massal, walaupun belum bisa dikatakan menyamai kenyamanan negeri tetangga seperti Malaysia, Singapore atau Australia.
Kereta bandara atau "Sky Train" sudah mulai dapat dirasakan di bandara Cengkareng. Namun kereta MRT (Mass Rapid Transit) masih belum bisa dirasakan kehadirannya, ketika negeri tetangga sudah lama menikmatinya.
Kemacetan Jakarta sungguh sudah luar biasa, kalau tidak ingin dikatakan sebagai "jurang stress" atau bahkan "kota neraka" bagi pengguna jalan.
Jakarta sudah tidak layak sebagai kota yang hebat jika membiarkan kemacetan setiap hari.
Perubahan drastis dan cepat harus tetap dikebut mengejar ketertinggalan.
Jakarta sudah tidak layak menjadi tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi warganya.
Bahkan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan presiden "jaman now" Jokowi lebih memilih tinggal di luar kota Jakarta, dengan berbagai alasan. Salah satunya mungkin adalah kenyamanan dan keamanan.
Sayapun, setelah lama tinggal di Jakarta, mulai mencari kota yang lebih nyaman, kota yang lebih tertata dan tanpa kemacetan jika ingin beraktifitas sehari-hari.