Mohon tunggu...
Mohamad Asruchin
Mohamad Asruchin Mohon Tunggu... -

Pemerhati masalah sosial-politik, \r\ntinggal di Bekasi, Jawa Barat - Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tiga Pendekar China Modern

9 April 2018   21:16 Diperbarui: 10 April 2018   09:09 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku berjudul "5 Orang Cina Pengubah Dunia" karangan Xu Xin dari Universitas Nanjing, RRC menetapkan lima orang termaksud adalah Kaisar Qin Shi Huang dari Dinasti Qin (247-221 SM), tokoh Revolusi Sun Yatsen, pemimpin Partai Nasionalis Chiang Kai-shek, serta dua pemimpin RRRC Mao Zedong dan Deng Xiaoping. Sementara satu artikel berjudul Paramount Leadership in China menempatkan 5 orang pemimpin China berpengaruh adalah: Mao Zedong, Deng Xiaoping, Ziang Zemin, Hu Jintao, dan Xi Jinping. 

Mayoritas pengamat China sepakat memilih Mao, Deng dan Xi sebagai pemimpin besar China. Blogger independen Yang Hengjun menyebut  Mao Zedong sebagai Pemimpin Revolusi, Deng Xiaoping tokoh Reformis, dan Xi Jinping sang Inovator.

Mao Zedong sebagai pemimpin China modern generasi pertama melakukan perombakan total terhadap peradaban China lama, seperti adat-kebiasaan, kepercayaan, struktur kemasyarakatan, serta sistem kenegaraan. Jasa Mao adalah mempersatukan China dari puing kehancuran Perang Saudara. 

Sebagai pemimpin generasi ke-2, Deng Xiaoping meluncurkan kebijakan 'Reformasi dan Pintu Terbuka' yang membuat China mengalami kemajuan pesat di bidang sosial-ekonomi dengan membuka diri terhadap investasi maupun teknologi Barat serta mengadopsi sistem ekonomi pasar. 

Adapun pemimpin Jilid-3  Xi Jinping mengambil aspek yang menonjol dari kepemimpinan dua orang kuat sebelumnya, yaitu melanjutkan reformasi ekonomi dan industry, dan pada saat bersamaan memperkuat kekuasaan partai untuk menjadikan pemerintah China dipatuhi di dalam negeri dan di segani di luar negeri .

Rekam Jejak Mao dan Deng

Mao Zedong lahir tahun 1893 di Shaoshan, Provinsi Hunan. Sejak muda ia harus bekerja keras di ladang pertanian membantu ayahnya. Kerasnya kehidupan para petani di daerah pedesaan ikut membentuk pribadi Mao menjadi remaja yang resah dan militan untuk dapat mengubah kehidupan masyarakat China. 

Ketika Revolusi Xinhua meletus tahun 1911 untuk menggulingkan pemerintahan monarki (Dinasti Qing), pemuda Mao ikut bergabung ke dalam barisan revolusioner dan Partai Nasionalis pimpinan Dr. Sun Yatsen. Satu dekade kemudian Mao menjadi salah satu anggota perdana Partai Komunis China (PKC) saat didirikan tahun 1921 di Beijing.  Chiang Kai-shek yang menggantikan Dr. Sun sebagai Ketua Partai Nasionalis (KMT) mengambil sikap bermusuhan terhadap para aktivis komunis.

Rencana Chiang Kai-shek untuk menghabisi kelompok komunis telah bocor. Sehingga ketika tidak kurang 1 juta tentara Nasionalis dikirim untuk menghancurkan markas komando gerilyawan komunis, Mao dan pengikutnya telah melarikan diri dengan melakukan Long March (Changzheng) dari pegunungan Jiangxi, China Tenggara  menuju Yanan, China Barat Laut  sepanjang lebih dari 12.500 km. 

Dalam perjalanan panjang melewati gunung, jurang, hutan, serta sungai/rawa selama setahun (1934-1935), gerilyawan komunis yang awalnya berjumlah 100.000 orang, tinggal tersisa sekitar 20.000 orang. Keberhasilan Mao dan pasukannya menyelamatkan diri  dari serbuan dan kejaran tentara Nasionalis, membuat mereka makin militan-tangguh dan berhasil menarik pemuda lebih banyak lagi untuk bergabung menjadi Tentara Pembebasan maupun aktivis partai komunis.

Sejarawan dan para Sinolog terbelah dalam memberikan penilaian kepada Mao Zedong. Sebagian berpendapat bahwa kepemimpinan Mao yang ditandai dengan dua kebijakan besar dan kontroversial  yaitu 'Lompatan Jauh ke-Depan' dan 'Revolusi Kebudayaan' telah mengakibatkan kekacauan sosial-ekonomi yang massif. Kebijakan 'Lompatan ke-Depan' (1958-1961) untuk menggenjot produksi pertanian dan industri baja telah mengakibatkan bencana kelaparan dengan korban meninggal sekitar 40 juta orang.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun