Ditakdirkan bahwa pria berkuasa
Adapun wanita lemah lembut manja
Wanita dijajah pria sejak dulu
Dijadikan perhiasan sangkar madu
Namun ada kala pria tak berdaya
Tekuk lutut di sudut kerling wanita
Dominasi pria terhadap wanita ternyata terjadi secara universal, termasuk yang pernah dialami dan dirasakan oleh masyarakat Indonesia, sebagaimana tertulis dalam potongan lirik lagu Sabda Alam gubahan Ismail Marzuki di atas. Boleh jadi kondisi demikian masih berlangsung dalam kehidupan masyarakat di daerah-daerah terpencil. Sementara komunitas yang tinggal dan hidup di perkotaan saat ini sebagian sudah bisa merasakan berlakunya penyetaraan gender.
Dewasa ini bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, hormat kaum pria terhadap wanita juga merupakan penghayatan terhadap sebuah hadis Nabi yang berbunyi "sorga berada di telapak kaki Ibu", menunjukkan betapa pentingnya peran seorang wanita dalam siklus kehidupan manusia, dari mulai mengandung, melahirkan, membesarkan anak-anak, sampai mempersiapkan mereka berumah tangga. Yang cukup menarik dalam perkembangan masyarakat saat ini adalah adanya kecenderungan gejala tumbuhnya dominasi wanita atas pria (istri terhadap suami) di sejumlah kalangan komunitas tertentu.
Kaum pria dalam sistem keluarga patriarkal di Indonesia serta di dunia pada umumnya terobsesi untuk mengejar "3 Ta": harta, tahta dan wanita.
Di sini jelas sekali selain harta kekayaan dan kedudukan/jabatan, wanita (cantik) menjadi "perhiasan sangkar madu" sebagai status simbol keberhasilan seorang lelaki. Bahwa kaum lelaki "tekuk lutut di kerling wanita" sudah bukan menjadi berita baru. Sejak Kaisar Roma Julius Caesar terpesona dan jatuh di pelukan Ratu Mesir Cleopatra pada tahun 51 SM, sudah tidak terhitung jumlahnya kaum pria yang rela dan lupa daratan bersedia mengorbankan harta bendanya dan bahkan kehidupan rumah tangganya karena kerlingan wanita.
Dominasi Pria atas Wanita di Dunia