Mohon tunggu...
Mohamad Asruchin
Mohamad Asruchin Mohon Tunggu... -

Pemerhati masalah sosial-politik, \r\ntinggal di Bekasi, Jawa Barat - Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Uzbekistan Sumber Peradaban Dunia

15 Desember 2017   20:55 Diperbarui: 16 Desember 2017   02:52 3286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kawasan Asia Tengah dengan titik sentralnya wilayah Negara Uzbekistan (sekarang) merupakan jantung lintasan Jalur Sutera, dan cross-road (persimpangan) penting penghubung Benua Asia dan Eropa yang pernah dilewati bahkan dikuasai oleh berbagai pasukan bersenjata seperti bangsa Turkic, tentara Iskandar Agung, pasukan bangsa Arab, tentara Mongol, Kekaisaran Tsar Rusia dan terakhir menjadi bagian dari Uni Soviet.

Daerah ini juga menjadi sumber lahir dan berkembangnya ilmu pengetahuan serta peradaban dunia, yang saling bertautan dengan pusat beberapa kekuasaan setempat seperti  Kesultanan Khorezm (Khiva), kekaisaran Timurid (Samarkand), Emirat Bukhara (Bukhara), Kesultanan Kokand (Kokand), Kekaisaran Tsar Rusia dilanjutkan dengan  negara Uni Soviet (Tashkent).

Kota-kota Samarkand yang mendapat julukan "Mutiara dari Timur" di abad ke-14, Bukhara dan Khiva sebagai pusat-pusat kekuasaan besar pada jamannya, bersama Syahrisabz (tempat lahir Amir Temur) telah dinobatkan oleh badan dunia UNESCO sebagai World Heritage Sites. Dengan dipilihnya kota Tashkent sebagai pusat kegiatan administrasi pemerintah Uni Soviet, maka tidak bisa disangkal pentingnya peran Uzbekistan di masa lalu dan sekarang.

Dalam tulisan dengan topik "Uzbekistan: Sumber Peradaban Dunia" ini, saya tampilkan tiga peristiwa sejarah yang sangat fundamental dalam mempengaruhi perkembangan Uzbekistan dan negara-negara di Asia Tengah pada umumnya, berturut-turut adalah peran historis Jalur Sutera, Ilmuwan & Ulama besar abad Pertengahan, dan kedigdayaan Panglima Perang Penakluk Dunia Amir Temur.

Lintasan Utama Jalur Sutera

Silk Roadatau Jalur Sutera yang merupakan lintasan perdagangan antara Asia (Cina) ke Eropa (Roma) dan Timur Tengah sudah mulai terbentuk sejak Dinasti Han (202 SM -- 220 M). Saat itu kekaisaran di China ingin memperdagangkan produk sutera yang melimpah di wilayah kekuasaannya untuk dibarter dengan produk dari daratan Eropa seperti emas, perak, gading wol, obat-obatan, minyak wangi, batu mulia, kaca serta barang-barang dari logam.

Sutera yang diangkut dalam Caravan (kereta) selain merupakan barang komoditi, juga dijadikan sebagai hadiah/upah pasukan keamanan atau kuli angkut, dan bahkan pengganti mata uang dalam transaksi dagang. Makin populernya bahan sutera dengan berbagai macam kegunaannya yang kemudian memunculkan istilah Silk Road (Jalur Sutera) di sepanjang rute perjalanan Caravan pengangkut sutera.

Di abad ke-15, dengan makin berkembangnya pasukan maritim Eropa, perdagangan Caravanjalan darat lintas benua Asia-Eropa tidak lagi menjadi pilihan dan kurang populer. Meskipun demikian peran historis Jalur Sutera secara luas tidaklah hilang, karena selain sebagai lintasan dagang juga sekaligus menjadi tempat bertemunya berbagai budaya, agama, adat-istiadat serta berkembangnya ide-ide besar menuju peradaban modern. 

Itulah sebabnya pada tahun 1987 UNESCO (UN Educational, Scientific and Cultural Organization) meresmikan pembentukan suatu proyek yang disebut the Silk Road is a Road of Dialogue.

Sebagai Center of Civilization di Asia Tengah, Uzbekistan yang letaknya diapit oleh 2 (dua) sungai besar Amudarya dan Syrdarya memiliki obyek-obyek wisata bersejarah berupa bangunan-bangunan kuno seperti museum, monumen, madrasah, masjid, benteng pertahanan dan komplek pemakaman.

Dengan adanya kekayaan budaya yang tak ternilai di Uzbekistan, pada tahun 1993 UNWTO (UN World Tourism Organization) melancarkan proyek jangka panjang untuk mempromosikan Silk Road sebagai konsep wisata dunia. 

Selanjutnya UNWTO juga mengesahkan Samarkand  dan kemudian Bukhara Declaration on Silk Road Tourism.Sementara itu pada periode yang berdekatan UNESCO menetapkan 4 (empat) kota Uzbekistan, yaitu Samarkand, Bukhara, Khiva dan Syahrisabz sebagai World Heritage Sites.

Awal Oktober 2014, UNWTO menyelenggarakan Sidang Executive Council ke-99 di kota Samarkand. Ketika membuka sidang tersebut, Presiden Uzbekistan Islam Karimov a.l. mengatakan bahwa kota Samarkand memiliki banyak keindahan dan bernilai sejarah tinggi yang sudah berusia lebih dari 3000 tahun. Sidang yang dilakukan setiap tahun ini membahas perkembangan serta permasalahan pariwisata dunia.

Menindaklanjuti sidang tersebut delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Dubes RI Mohamad Asruchin juga melakukan pertemuan dengan Ketua Uzbektourism (Menteri Pariwisata Uzbekistan) membahas kerjasama pariwisata Indonesia-Uzbekistan, dimana wisatawan Uzbek dapat menikmati pemandangan gunung, laut dan pantainya serta beragam budaya Indonesia, sebaliknya masyarakat  Indonesia dapat melakukan wisata ziarah di tempat-tempat suci di Uzbekistan.

Ilmuwan dan Ulama kelas Dunia

Bumi Uzbekistan dan wilayah Asia Tengah pada umumnya merupakan tempat lahir dan berkembangnya para ilmuwan pengetahuan umum maupun ulama-ulama kaliber dunia. Mereka hidup pada rentang waktu mulai abad 8 sampai 13. Tokoh-tokoh besar dunia di bidang ilmu pengetahuan dan agama tersebut, antara lain:

  • Imam Bukhari (810-870), ulama besar dan perawi hadis sahih.
  • Imam Tirmidhi  (824-892), ulama besar ahli hadis.
  • Abu Lais Samarqandi (913-985), ahli Tafsir dan Fiqih.
  • Mahmud Zamakshari (1075-1144), dia menulis Tafsir, sejarah Islam, filsafat, literatur dan geografi.
  • Najmiddin Kubro (1145-1221), ahli tasawuf.
  • Bahauddin Naqsahbandi (1317-1389), ahli tasawuf.
  • Muhammad Al-Khorazmi (783-850), ahli aritmatik, aljabar, perintis matematik modern yang menemukan angka 0.
  • Ahmad Al-Farghani (798-865), ahli astronomi, matematik dan geografi.
  • Abu Rayhan Beruni (973-1048), ahli astronomi, geografi dan geodesi. Karyanya yang terkenal adalah Primary Conceptions on Astrology.
  • Abu Ali Ibn Sina (980-1037), ahli ilmu kedokteran dan pengobatan. Buku utamanya berjudul Ash Shifa (The Book of Cure) menjadi rujukan ahli kedokteran modern.

 Sebagai catatan, para ilmuwan dan ulama besar tersebut diantaranya menggunakan nama tempat kelahirannya sebagai nama belakang, seperti Samarqandi, Bukhari, Tirmidhi, Khorazmi, Farghani, yang sampai sekarang masih menjadi nama-nama kota/desa di Uzbekistan.

Ketika membuka pameran bertema Masterpieces of Eastern Calligraphy and Miniature Art: Traditional Culture of Uzbekistan, di Dubai awal April 2012, Gulnara Karimova (putri Presiden Uzbekistan pertama, Islam Karimov) menyatakan bahwa Uzbekistan dikenal sebagai salah satu 'titik tercerah' dalam perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam di dunia.

Dalam konperensi ilmiah internasional berjudul Historical Heritage of Scientists and Philosophers od the Medieval East, Its Role and Significance for the Modern Civilizationdi Samarkand pertengahan Mei 2014, sejarawan dan ilmuwan dari berbagai universitas terkemuka dunia yang hadir menyampaikan apresiasi dan kekagumannya atas telah berkembang pesatnya ilmu pengetahuan (umum dan agama) pada abad pertengahan wilayah yang kini menjadi negara Uzbekistan. Mereka berharap Uzbekistan akan kembali berjaya di masa mendatang.

Pada setiap perayaan memperingati hari kemerdekaan Uzbekistan, pemerintah Uzbekistan dengan bangganya selalu menampilkan gambar beserta biodata singkat para ilmuwan besar abad Pertengahan dari bumi Uzbekistan, bersama dengan simbol nasionalnya Kaisar dan Panglima Perang Penakluk Dunia Amir Temur.

Amir Temur (Timur Leng)

Amir Temur adalah pribadi luar biasa perpaduan antara panglima perang, negarawan, politisi, ekonom, budayawan dan sekaligus pembangun peradaban (Islam). Bagi sejumlah sejarawan Barat, ia dianggap sebagai penguasa bengis dan tiran/diktator, tapi bagi Uzbekistan ia dijadikan sebagai simbol kejayaan bangsanya yang dilambangkan dengan patung-patung besar serta museum mengenai perjalanan hidup dan kebesarannya.

Amir Temur merupakan pribadi kontroversial, seorang tiran dan kejam-menakutkan bagi musuh-musuhnya, namun penguasa yang mengayomi rakyat di pusat kekuasaannya, yang membangun Samarkand (ibukota kekaisarannya) menjadi "Mutiara dari Timur" penuh kekayaan dan kemewahan. Seorang penulis pada saat itu menggambarkan sebagai "wajah bumi paling indah yang pernah dihadapkan ke matahari".

Amir Temur memulai karirnya sebagai tentara pasukan Mongol di Asia Tengah, kemudian memisahkan diri dan membangun kekaisarannya dari Afghanistan-Uzbekistan pada tahun 1370, dan secara bertahap meluaskan kekuasaannya dari wilayah Asia Tengah, Caucasus (Armenia, Azerbaijan dan Geogia), Iran, Irak, Suriah, Pakistan, India, Rusia dan puncaknya pada tahun 1402 mengalahkan Sultan Bayazid dari Dinasti Ottoman. 

Usaha terakhir untuk menaklukkan Kaisar Ming dari China terhenti bersama dengan kematiannya di tengah perjalanan ekspedisi pada awal tahun 1405.

Amir Temur yang membangun kekaisaran Timurid dengan ibukota Samarkand memang melemah setelah kematiannya pada tahun 1405, namun beberapa keturunannya berhasil melanjutkan keharuman dan kehebatannya di wilayah kekuasaan atau taklukannya. Yang paling menonjol adalah keturunannya kelima, Babur berhasil membangun Dinasti Mughal di India dari tahun 1526 sampai 1858, dengan peninggalannya yang sangat monumental, Taj Mahal.

Amir Temur mendapatkan berbagai nama. Di dunia Barat ia disebut Tamerlane, Tamburlaine, atau Tamerlan (Perancis) berasal dari Timur the Lame (Si Pincang Timur), karena kakinya cacat di awal karirnya sebagai panglima perang. Di Indonesia kita kenal sebagai Timur Leng, adapun di tanah kelahirannya, Uzbekistan disebut sebagai Amir (Raja/Kaisar) Temur. 

Pemerintah Uzbekistan telah membangun patung Amir Temur di tiga kota, yaitu Syahrisabz (kota kelahirannya), Samarkand (ibukota kekaisarannya), dan Tashkent sebagai simbol nasional bangsa Uzbekistan. Bagian namanya yang kedua disebut: Temur, Timur atau Taimur. Namun di Uzbekistan namanya ditulis sebagai Amir Temur.

Buku masterpiecepertama tentang Amir Temur berjudul Zafarnama ditulis oleh sejarawan istana Persia pada abad ke-15. Isi buku ini menjadi kebanggaan pemerintah Uzbekistan dan menjadi rujukan para penulis berikutnya. Berbagai karya tentang Amir Temur baik yang menyanjung maupun yang menghujatnya, a.l.: The Rise and Rule of Tamerlane, Tamburlaine the Conqueror, Tamerlane the Earth Shaker, Tamburlaine the Great. 

Buku The Tyrants karya Clive Foss menggambarkan Amir Timur sebagai penakluk yang kejam terhadap para pengkhianat dan musuh-musuhnya. Dan buku  Tamerlanetulisan Justin Marozzi telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul "Timur Leng, Panglima Islam Penakluk Dunia", dapat kita jumpai di toko-toko buku di Indonesia.

                                                                                   

                                                                                                                                                                                                                                                Bekasi,  Desember 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun