Amir Temur merupakan pribadi kontroversial, seorang tiran dan kejam-menakutkan bagi musuh-musuhnya, namun penguasa yang mengayomi rakyat di pusat kekuasaannya, yang membangun Samarkand (ibukota kekaisarannya) menjadi "Mutiara dari Timur" penuh kekayaan dan kemewahan. Seorang penulis pada saat itu menggambarkan sebagai "wajah bumi paling indah yang pernah dihadapkan ke matahari".
Amir Temur memulai karirnya sebagai tentara pasukan Mongol di Asia Tengah, kemudian memisahkan diri dan membangun kekaisarannya dari Afghanistan-Uzbekistan pada tahun 1370, dan secara bertahap meluaskan kekuasaannya dari wilayah Asia Tengah, Caucasus (Armenia, Azerbaijan dan Geogia), Iran, Irak, Suriah, Pakistan, India, Rusia dan puncaknya pada tahun 1402 mengalahkan Sultan Bayazid dari Dinasti Ottoman.Â
Usaha terakhir untuk menaklukkan Kaisar Ming dari China terhenti bersama dengan kematiannya di tengah perjalanan ekspedisi pada awal tahun 1405.
Amir Temur yang membangun kekaisaran Timurid dengan ibukota Samarkand memang melemah setelah kematiannya pada tahun 1405, namun beberapa keturunannya berhasil melanjutkan keharuman dan kehebatannya di wilayah kekuasaan atau taklukannya. Yang paling menonjol adalah keturunannya kelima, Babur berhasil membangun Dinasti Mughal di India dari tahun 1526 sampai 1858, dengan peninggalannya yang sangat monumental, Taj Mahal.
Amir Temur mendapatkan berbagai nama. Di dunia Barat ia disebut Tamerlane, Tamburlaine, atau Tamerlan (Perancis) berasal dari Timur the Lame (Si Pincang Timur), karena kakinya cacat di awal karirnya sebagai panglima perang. Di Indonesia kita kenal sebagai Timur Leng, adapun di tanah kelahirannya, Uzbekistan disebut sebagai Amir (Raja/Kaisar) Temur.Â
Pemerintah Uzbekistan telah membangun patung Amir Temur di tiga kota, yaitu Syahrisabz (kota kelahirannya), Samarkand (ibukota kekaisarannya), dan Tashkent sebagai simbol nasional bangsa Uzbekistan. Bagian namanya yang kedua disebut: Temur, Timur atau Taimur. Namun di Uzbekistan namanya ditulis sebagai Amir Temur.
Buku masterpiecepertama tentang Amir Temur berjudul Zafarnama ditulis oleh sejarawan istana Persia pada abad ke-15. Isi buku ini menjadi kebanggaan pemerintah Uzbekistan dan menjadi rujukan para penulis berikutnya. Berbagai karya tentang Amir Temur baik yang menyanjung maupun yang menghujatnya, a.l.: The Rise and Rule of Tamerlane, Tamburlaine the Conqueror, Tamerlane the Earth Shaker, Tamburlaine the Great.Â
Buku The Tyrants karya Clive Foss menggambarkan Amir Timur sebagai penakluk yang kejam terhadap para pengkhianat dan musuh-musuhnya. Dan buku  Tamerlanetulisan Justin Marozzi telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul "Timur Leng, Panglima Islam Penakluk Dunia", dapat kita jumpai di toko-toko buku di Indonesia.
                                         Â
                                                                                                                        Bekasi,  Desember 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H