Suhendra masih tak percaya jika anak asuhnya mampu sejauh ini masuk semi final pada kejuaraan Turnamen Sepak Bola Jonie Cup. Sebuah turnamen sepakbola terbesar di kampungnya. Biarpun antar kampung, namun banyak peserta tim dari berbagai daerah. Sebab acara yang diadakan tahunan ini memang sangat bergengsi dan hadiahnya keren. Ya, disamping memperebutkan Piala Bergilir juga mendapatkan uang tunai yang cukup fantastis.Â
Dan yang lebih oke lagi, setiap turnamen ini berlangsung dari pihak panitia sengaja mendatangkan jajaran Asosiasi Sepak Bola dari kota. Tujuannya agar  pihak asosiasi sepak bola tingkat kota ini bisa langsung mencari bibit-bibit pemain yang perlu dibina dan dikembangkan. Kalau perlu dikasih beasiswa sekolah bola.
Turnamen Sepak Bola Jonie Cup sendiri adalah ide dari seorang bos beras, sembako dan bahan bangunan. Saking cintanya dengan bola, dia bela-belain mengadakan turnamen ini. Seluruh hadiah dan tetek mbengek murni dari dia sendiri. Dia nggak butuh sponsor.Â
Pernah ada pihak sponsor yang menawarkan jadi sponsor utama, tapi dia nggak mau. Menurutnya ribet dan takutnya nggak searah dengan tujuannya. Relawan mediapun juga dibatasi.Â
Takut kalo nggak dibatasi malah jadi beban buat tim sepak bola itu sendiri. "Anda lihat kan terkadang sangat tidak fair media memberitakan terlalu berlebihan? Dan itu sangat membebani para pemain" begitu bilangnya saat diwawancarai awak media lokal.Â
Menurutnya sebagus apapun tim sepak bola, kalo media sudah menggiring opini sedemikian lebihnya, pasti ujung-ujungnya para pemain sangat terbebani. Akhirnya permainannya saat laga nggak bisa lepas. Jadi kaco kan?
Dan tahun ini juaranya adalah tim ZIQQO. Tim ziqqo ini sebenarnya nggak diunggulkan. Tapi entah, nyatanya setiap pertandingan tim ini bisa menang telak. Hingga akhirnya saat vinal melawan juara bertahan tiga kali berturut-turut, nyatanya tim ini bisa memukul 3-0 langsung tanpa balas. Kenapa kok bisa? Pelatihnya juga nggak bisa jawab detil saat ditanya wartawan lokal saat jumpa pers lokal juga.Â
"Kita sebenarnya standar saat memberi latihan teknik-teknik dasar permainan sepak bola. Dan kami juga nggak terlalu membebani harus juara" begitu ujarnya saat bertatap muka dengan sebagian jajaran Asosiasi Sepak Bola kota.Â
Yang kami tanamkan kepada seluruh para pemain, yaitu bermainlah sebagai tim. Jangan bermain secara individu. Namun masalah pengembangan skil-skil individu yang dimiliki setiap pemain, silahkan dioptimalkan. Namun tetap harus bermain secara tim. Sebab sehebat apapun pemain, jika permainannya secara individu pasti hasilnya nggak maksimal.
Namun ada tuduhan dari tim lawan katanya para pemain tim ZIQQO ini memakai doping. Akhirnya daripada kisruh dan pasti berita miring, dari pihak panitia mendatangkan seorang dokter Puskesmas dan ada juga dukun yang sangat masyhur untuk urusan ngecek doping-doping ini.Â
Hasilnya negative tim ZIQQO ini menggunakan doping obat-obatan. Dan untuk meyakinkan anak asuhnya ini pakai doping atau tidak, sengaja sehari setelah turnamen Suherman mencoba mengorek semua anak asuhnya saat acara syukuran kemenangan. Dan jawabannya juga kompak."Bener pak, kita murni main sepak bola dengan teknik yang bapak ajarkan" Catur yang bermain sebagai kapten mencoba menjawab dengan polos dan nggak ada intrik.Â
Suhermanpun hanya tersenyum. "Tapi sebelum main tadi, memang kita disuruh makan bareng-bareng dirumahnya Udin sama emaknya. Nggak tanggung-tanggung pak, semua menunya pake jengkol. Pokoknya mak nyos pak" pelan tapi pasti Suherman sedikit kaget. Cuman masih sebatas berfikir saja. Apa karna seluruh pemain makan jengkol ya yang membuat permainan tim lawan dibikin kalang kabut.Â
"O iya pak" timpal Pangat melanjutkan obrolan ramah tamah ini. "Tadi emaknya Udin juga ngasih olesan minyak tradisional yang diambil dari tanaman belakang rumahnya" imbuhnya. Untuk meyakinkan Suherman minta sedikit minyak olesan dari Udin. Untung masih ada sisa. Begitu dicium, Suherman langsung melengoskan wajah.Â
Hidungnya nggak kuat mencium bau itu. Ternyata minyak oles itu dari daun delingo. Pantesan?! Gumam Suherman spontan. Tahu kan seperti apa bau daun delingo ini. Tuyul saja kebirit-kebirit lari kalo mencium bau ini. Memang sebagian mitos masyarakat daun delingo ini bisa buat menangkal kawanan makhluk halus. Ya wajar, baunya saja begitu. Bikin pingin muntah! Ah, ada-ada saja tim ZIQQO ini. Begitu gumam Suhendra setiba dirumahnya.Â
Dan dia bertekat masalah ini nggak sampai diceritakan kepada orang banyak. Bukan masalah takut dipermasalahkan pakai doping atau nggak. Lebih dari itu. Takut jadi bahan tertawaan oleh temen-temennya. Lagian oke juga lho siasat itu dipakai.Â
Makan jengkol dan sekujur tubuh diolesi minyak delingo. Mudah-mudahan tim lawan nggak ada yang tahu. Takut ditiru?! Imbuhnya mengakhiri sebelum masuk kamar WC. Biasa, habis makan pedas-pedas larinya pasti ke kamar WC.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H