Profesor Ellen Langer juga melakukan riset terkait mindfulness, dan merangkum manfaat dari mindfulness, antara lain : 1. Meningkatkan kompetensi; 2. Meningkatkan memori, perhatian dan pembelajaran; 3. Meningkatkan Inovasi; 4. Meningkatkan kepuasan Hubungan; 5. Meningkatkan karisma; 6. Meningkatkan harga diri; 7. Meningkatkan sikap Positif; 8. Meningkatkan leadership; 9. Meningkatkan produktivitas; 10. Meningkatkan penglihatan, Pendengaran, penurunan berat badan; 11. Meningkatkan longevity (panjang umur); 12. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan secara umum; 13. Mengurangi kelelahan mental akibat kerja (burn out); 14. Mengurangi kesalahan atau kecelakaan (accident); 15. Mengurangi Prasangka; 16. Mengurangi stress, alcoholism; 17. Mengurangi ADHD.
Di Indonesia mindfulness juga bukanlah hal yang baru, bahkan penelitian di Indonesia terkait hal ini telah berkembang. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan pentingnya peran mindfulness dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu penelitian, yaitu yang dilakukan oleh Moertedjo mengenai dzikir pada santri di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya.
Diketahui bahwa para santri mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan setelah mengikuti kegiatan zikir ini. Dzikir merupakan salah satu bentuk kondisi mindfulness dalam islam. Dalam berdzikir seseorang dikondisikan untuk melakukan kegiatan menyadari nafas yang keluar dan masuk dari tubuhnya, kondisi ini merupakan hal mendasar dalam latihan mindfulness.Â
Sebagaimana salah satu ungakapan Rasulullah SAW yang populer, dan diriwayatkan Al Bukhari, "Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir, adalah seumpama orang yang hidup dan mati."
Konsep mindfulness yang diterapkan pada praktik meditasi Barat sekular dilakukan dengan mengosongkan pikiran, hal ini berbeda dengan konsep mindfulness yang diterapkan dalam Islam. Keran pikiran yang kosong menyebabkan hati seseorang menjadi lalai akan Allah SWT, bahkan memberi peluang pada setan untuk memberikan berbagai hasutan.Â
Padalah dalam Al-Qur'an telah disebutkan bahwa satu-satunya cara mencapai ketenangan dan kedamaian hati yaitu dengan mengingat Allah SWT. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan dzikir kepada Allah. Ingatlah bahwa hanya dengan dzikrullah hati menjadi tenang. (QS. Ar-Ra'd:: 28)
Dzikrullah merupakan praktik mindfulness yang sebenarnya, dimana seorang akan berujung pada pengakuan seorang muslim atas segala kekurangannya sebagai hamba Allah, dan atas kebutuhannya kepada Allah sebagai sumber kebahagiaan. Maka dari itu setiap muslim sebaiknya menjadikan dzikrullah sebagai sesuatu yang selalu ada didalam hati dan nafasnya. Salah satu wujud dzikrullah adalah sholat.
Djamaluddin Ancok mengungkapkan, terdapat empat aspek besar dalam efek terapi dari praktik sholat, diantaranya sebagai berikut: Pertama, aspek olahraga. Gerakan sholat menunjukkan aktivitas fisik, sehingga pergerakan otot selama melakukan gerakan sholat menimbulkan proses relaksasi, meditasi, autosugesti.Â
Selain itu, olahraga juga dapat menurunkan kecemasan jiwa, penyataan ini diperkuat oleh Eugene Walker. Kedua, mediasi dapat diraih dengan gerakan sholat yang khusyu' dan tuma'ninah. Menghilangkan noise mind dengan kekhusyuk'an memberikan efek meditasi, dan mengatasi kecemasan. Ketiga, perkumpulan bersama komunitas (sholat berjamaah).Â
Suasana perkumpulan yang kuat dalam pemikiran akan menghindarkan diri seseorang akan perasaan kesendirian yang bisa menyebabkan gangguan jiwa. Keempat, terapi murattal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad al-Qadhi terkait pengaruh al-Quran pada manusia dalam perspektif fisiologi dan psikologi, menunjukkan hasil yang positif, bahwa mendengarkan ayat suci al-Quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif.
Dapat disimpulkan bahwa, mindfulness dalam Islam didefinisikan sebagai suatu latihan yang melibatkan Allah SWT dalam setiap aktivitas, sehingga individu secara sadar memahami kondisi yang dihadapi bukan sebagai kebetulan tetapi peristiwa yang dibuat oleh Allah.Â