Bimbingan dan konseling di sekolah dasar merupakan proses bantuan khusus yang diberikan kepada siswa-siswi sekolah dasar dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam mencapai perkembangan yang optimal sehingga dapat memahami diri, mengarahkan diri dan bertindak sesuai dengan tuntutan dan keadaaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Bimbingan dan konseling di sekolah dasar memiliki beberapa hambatan yang dapat mempengaruhi efektivitas pelaksanaan program bimbingan dan konseling, diantaranya adalah keterbatasan sumber daya, kurangnya dana, personel dan fasilitas yang memadai dapat menjadi hambatan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling yang efektif. Kurangnya kesadaran, beberapa siswa, guru dan staf sekolah mungkin tidak sepenuhnya menyadari pentingnya bimbingan dan konseling atau bahkan tidak memahami mengenai bimbingan dan konseling bagi siswa. Kurangnya waktu, konselor sering kali memiliki waktu terbatas untuk melayani banyak siswa dengan berbagai kebutuhan yang membuat sulit untuk memberukan perhatian yang maksimal kepada setiap individu. Kurangnya pelatihan dan dukungan, konselor yang tidak memiliki pelatihan yang memadai atau dukungan dari manajemen sekolah dan rekan kerja mereka mungkin akan kesulitan dalam menjalankan tugas dengan efektif. Keterlibatan orang tua, kurangnya keterlibatan atau kerjasama dari orang tua dapa menjadi hambatan serius dalam upaya konselor membantu permasalahan yang dialami oleh siswa. Hambatan yang terakhir adalah perbedaan budaya dan nilai antara konselor, siswa, dan orang tua dapat menyulitkan komunikasi dan pemahaman yang efektif.
Dalam mengatasi hambatan-hambatan ini memerlukan kerjasama antara pihak sekolah, siswa orang tua dan mungkin pihak luar seperti ahli psikologi atau lembaga pemerintah yang terkait dengan pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H