(Buat :iroh asro)
Di ambang batas rasa tak percaya
kita menyisir bandara demi bandara
memilin waktu melipat kota-kota
meninggalkan rumah yang belum berbenah
seprai lusuh di ranjang dan meja makan berantakan
lalu percakapan demi percakapan mengalir
ringan membawa tubuh kita
Hidup tak selurus landasan pacu
ia berkelok seperti sungai-sungai di bawah sana
mungkin pernah kita susuri bersama arusnya
sementara bayang kenang tak selebar kapling
petak rumah yang kita tinggal di belakang
terbungkus jarak pandang mengelam bersama malam
Di bandara ini jam masih terlalu dini
sebotol air mineral tak cukup menyimpul jawab
atas nasib yang terus menari.
Setelah perjalanan ini
sudahkan kita genggam makna hakiki?
Yogya Imaji-1441H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H