"Kamu sudah melanggar aturan saya"
"Sampai kapan Ayah benci sama Aqilla, Aqilla gatau salah Aqilla apa yahh. Ayah cuman menyiksa Aqilla tanpa ampun" Biasanya gadis itu akan terdiam jika Dirga bertindak kasar. Aqilla mengeluarkan apa yang sudah ia tahan dari dulu.
"Beraninya kamu berteriak di depan saya!" Tutur Dirga.
Aqilla tersentak saat lagi-lagi tangannya ditarik kasar oleh Dirga hingga membuat nya hampir kehilangan keseimbangan. Aqilla memberontak, tapi tenaganya tak cukup kuat. Tak ada air mata yang meluruh, tapi tersimpan banyak luka dari pandangan matanya.
Aqilla meringis saat kepalanya terbentur tembok kamar mandi. Tatapan memohon ia tunjukan pada sang Ayah, berharap pria itu menghentikan hukumannya, namun tetap saja pria itu tak menggubris.
Sebuah ikat pinggang sudah berada pada genggaman Dirga. Dan siap di tempatkan benda itu ke punggung Aqilla.
Splash!
Dirga melangkah, menyalakan air shower. Air dingin itu langsung menyembur pada tubuh Aqilla yang meringkuk.
Pria itu pun keluar dari kamar mandi dan menguncinya.
Setelah kepergian sang Ayah, barulah Aqilla menangis sejadi-jadinya. Mengeluarkan rasa sakit yang sedari tadi ia tahan. Sekujur tubuhnya terasa nyeri akibat pukulan dari ikat pinggang tadi, mungkin akan banyak memar yang timbul.
Disaat Dirga menyiksanya, Aqilla jarang meluruhkan air mata, karena dia tak ingin terlihat lemah di depan si iblis itu. Gadis itu selalu menahan air matanya meski rasanya berkali lipat lebih sakit dan menyesakkan.