Mohon tunggu...
Asri Widowati
Asri Widowati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pecinta sastra yang sedang belajar meramu kata

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Best Practice untuk Mengatasi Kesulitan Siswa Menulis Cerpen

21 Januari 2023   14:35 Diperbarui: 21 Januari 2023   15:18 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pembelajaran tentunya akan selalu ditemukan berbagai permasalahan yang harus diatasi. Melalui berbagai pengamatan, wawancara, studi pustaka, dan diskusi dengan praktisi pembelajaran ditemukan akar permasalahan mengenai kesulitan belajar siswa dalam menulis cerpen dan solusi yang relevan untuk mengatasi hal tersebut. Bagaimanakah situasi, tantangan, aksi, refleksi hasil dan dampak yang telah dialami penulis? Semuanya terangkum dalam LK 3.1 Menyusun Best Practice di bawah ini. Semoga bermanfaat!

LK 3.1 Menyusun Best Practices             

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi

SMAN 1 SRENGAT

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Atas (SMA)

Tujuan yang ingin dicapai

Siswa mampu menulis cerpen

Penulis

Asri Widowati

Tanggal

19 Januari 2023

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

  • Permasalahan yang melatarbelakangi praktik ini adalah kesulitan siswa dalam menulis cerpen. Dalam pembelajaran menulis cerpen, guru biasanya hanya meminta siswa menyusun cerpen dengan tema yang ditentukan tanpa bimbingan intensif dalam proses pembelajaran menulis cerpen. Penyusunan cerpen tanpa bimbingan dan pendampingan yang mumpuni dari guru membuat siswa mengumpulkan tugas menyusun cerpen dengan menjiplak cerpen-cerpen yang beredar di dunia maya. Hal ini terbukti dari 30% hasil pekerjaan siswa merupakan plagiasi dari internet. Selain itu, dalam pembelajaran di kelas, guru belum memaksimalkan penerapan pembelajaran berbasis TPACK yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Pemilihan model, media, dan metode yang dipilih guru juga belum mampu memaksimalkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Oleh sebab itu, dibutuhkan langkah-langkah pembelajaran yang konkret dengan model, metode, dan media pembelajaran yang relevan sehingga kesulitan siswa dalam menulis cerpen bisa teratasi.
  • Praktik ini sangat penting dibagikan pada teman sejawat yang mengalami permasalahan pembelajaran yang serupa agar mampu menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang dialaminya. Selain itu, praktik baik ini juga diharapkan bisa menjadi solusi sekaligus inspirasi bagi guru-guru dengan permasalahan yang sama atau bisa juga menjadi referensi bagi guru yang hendak merencanakan inovasi pembelajaran yang akan dilakukan.
  • Peran dan tanggung jawab saya sebagai guru adalah merencanakan pembelajaran dengan segala kelengkapan yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran, guru mempersiapkan perangkat pembelajaran beserta media, materi, dan LKPD yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Selanjutnya, sebagai fasilitator, guru membimbing dan memandu siswa dalam penyusunan kerangka cerpen (pentigraf) dengan menggunakan metode copy the master yang memudahkan siswa dalam menyusun cerpen (pentigraf) yang utuh. Kemudian, guru juga mengevaluasi keberhasilan siswa melalui LKPD yang disusun dan post-test yang dilakukan siswa setelah pembelajaran. Refleksi pembelajaran juga dilakukan guru untuk mendeteksi kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan praktik ini.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?

  • Tantangan terbesar dalam mengatasi kesulitan siswa dalam menulis cerpen adalah:
    1) Motivasi belajar siswa dalam menulis cerpen yang cukup rendah.
    2)Kurangnya pemahaman guru terhadap akar permasalahan yang terjadi di kelas.
    3)Kurangnya pengguasaan guru dalam penerapan pembelajaran berbasis TPACK.
    4)Kurangnya pemahaman guru dalam menerapkan model, metode, dan media pembelajaran yang inovatif.
  • Pihak yang saya libatkan dalam praktik ini adalah Dosen Pembimbing, Guru Pamong, Teman PPG, Kepala SMAN 1 Srengat, Teman Sejawat, dan Siswa.
    1) Dosen Pembimbing dan Guru Pamong memberikan masukan dan arahan pada penemuan akar masalah pembelajaran, solusi yang relevan, dan perencanaan pembelajaran yang terkait dengan perangkat, media, model, dan metode pembelajaran. Dalam proses tersebut, Teman PPG juga turut memberi masukan pada saat proses diskusi. Selain itu, analisis dari Dosen Pembimbing, Guru Pamong, dan Teman PPG terkait video pembelajaran juga banyak membantu perbaikan guru bagi pembelajaran selanjutnya.
     2) Kepala SMAN 1 Srengat yang mendukung terlaksananya praktik ini dengan memberi dukungan sarana dan prasarana.
    3) Teman Sejawat yang memberikan pendapat dalam proses penemuan permasalahan pembelajaran di kelas dan masukan bagi pelaksanaan praktik ini.
    4) Siswa kelas XI MIPA 5 SMAN 1 Srengat Tahun Ajaran 2022/2023 yang menjadi subjek praktik pembelajaran ini.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

  • Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan yang telah dijabarkan di atas adalah:
    1) Menemukan akar masalah
              Berdasarkan hasil wawancara dengan teman sejawat dan diskusi bersama Dosen Pembimbing dan Guru Pamong serta teman PPG, ditemukan akar permasalahan yang menjadi penyebab terjadinya permasalahan pembelajaran ini. Dari penemuan akar permasalahan tersebut ditemukan solusi terbaik yang akan dijelaskan pada langkah-langkah berikutnya.
    2) Menemukan solusi yang relevan
                Dari hasil analisis akar masalah pembelajaran dan studi pustaka terkait permasalahan pembelajaran yang serupa ditemukan solusi berupa memberikan pembelajaran cerpen yang sederhana seperti pentigraf. Kemudian perlu dilakukan pembimbingan menulis cerpen dengan bantuan kerangka cerpen agar siswa lebih mudah dalam menyusun cerpen. Selain itu, penggunaan metode pembelajaran Copy The Master sebagai pemantik ide penyusunan cerpen juga menjadi solusi terbaik bagi penyelesaian permasalahan pembelajaran.
    3) Menyusun Materi, Media, dan LKPD yang relevan dengan tujuan pembelajaran
              Pada tahapan ini, guru merencanakan pembelajaran dengan menyusun materi terkait langkah menulis cerpen dan menyiapkan media berupa video musik yang bisa memantik siswa untuk memahami cerpen lebih mendalam, serta menyusun LKPD dengan tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan indikator pembelajaran.
    4) Melaksanakan praktik pembelajaran dengan metode Copy the Master
               Pada tahapan ini, guru melaksanakan praktik pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang dilakukan sebelumnya. Berbagai hal yang terjadi di dalam praktik ini didokumentasikan dengan cukup baik oleh kameramen. Pada pelaksanaan praktik ini, terdapat beberapa kendala terkait proses dokumentasi, dimana ada beberapa file yang tidak bisa terbaca sistem saat proses editing. Segala kekurangan pada proses ini menjadi pembelajaran berharga bagi penulis agar mempersiapkan dan mempertimbangkan hal-hal teknis terkait proses perekaman video dengan lebih matang dan lebih baik lagi.
    5) Melakukan Evaluasi dan Refleksi
               Pada tahapan ini, guru berdiskusi dengan Dosen Pembimbing, Guru Pamong, dan Teman PPG terkait pelaksanaan praktik pembelajaran ini. Selain itu, refleksi juga dilakukan melalui wawancara dengan siswa terkait keefektifan pelaksanaan praktik pembelajaran ini.
  • Sumber Daya atau materi yang diperlukan untuk pelaksanaan praktik ini adalah video musik adaptasi cerpen, teks cerpen, LCD proyektor, laptop, speaker, gawai, dan LKPD.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan adalah dari 6 kelompok yang telah terbentuk, 5 kelompok mampu menyelesaikan pentigraf tepat waktu dengan hasil yang sangat memuaskan. Hanya 1 kelompok yang mengumpulkan pentigraf pada pertemuan berikutnya. Dari hasil analisis jawaban siswa pada LKPD, ditemukan sebanyak 88% siswa menjawab dengan benar. Sedangkan hasil post test menunjukkan 66% siswa menjawab post test dengan benar. Hasil dari post test ini tidak terlalu tinggi, karena ada satu soal yang opsi jawabannya ambigu sehingga tidak ada satupun siswa yang menjawab benar pada soal tersebut. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara pada siswa, ditemukan fakta bahwa siswa merasa antusias dalam mengikuti pembelajaran dan merasa lebih mudah dalam penyusunan pentigraf yang tercermin dari hasil pengerjaan LKPD siswa yang relatif baik.

Faktor yang menjadi keberhasilan praktik ini adalah penerapan metode copy the master yang mampu memantik siswa dalam perumusan ide dan pengembangan kerangka pentigraf menjadi pentigraf yang utuh.

Selain itu, bimbingan dari guru juga membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang dilakukan. Diharapkan dengan pembelajaran ini, siswa terpacu untuk terus menghasilkan karya dan bisa dijadikan referensi guru lainnya untuk pembelajaran di kelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun