Mohon tunggu...
Ashriati Arifin
Ashriati Arifin Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Seorang istri dan seorang ibu dari seorang dara cantik jelita.

Menulis dengan riang gembira

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sinergi Destinasi Wisata Danau Toba dan UKM, Solusi Pemulihan Ekonomi Nasional

26 September 2021   16:44 Diperbarui: 26 September 2021   17:15 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sektor pariwisata diharapkan dapat menjadi andalan pendapatan daerah, sebagai antisipasi merosotnya pendapatan daerah dari sektor lain. 

Kekayaan alam Indonesia dengan keaneka ragaman seni dan budaya yang dimiliki ke 26 provinsinya dapat menjadi sebuah peluang untuk meningkatkan pendapatan daerah, yang tentunya akan berpengaruh bagi  perbaikan perekonomian nasional.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, yang dikutip dari tayangan ulang Wisuda ke XX UMN yang disiarkan melalui jaringan youtube. 

Dalam sambutannya di acara tersebut, Sandiaga Uno mengatakan bahwa, Pandemi Covid-19 telah memberi dampak yang cukup signifikan kepada seluruh sektor, tidak terkecuali sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Namun menurutnya, masyarakat harus tetap optimis dan bangkit karena ada 34 juta orang Indonesia yang menggantungkan hidup pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

Dia juga menyampaikan bahwa melalui inovasi, adaptasi dan kolaborasi maka destinasi pariwisata diharapkan mampu bertranformasi dan bisa normal kembali.

Keindahan alam baik gunung ataupun pantai, menjadi sesuatu yang menarik untuk dieksplor oleh para wisatawan. Bali menjadi salah satu contoh daerah dengan pendapatan tertinggi dari sektor pariwisata. Menyusul kemudian Belitung, dengan keindahan pantainya yang masih bersih, menjadi sorotan para wisatawan. 

Tidak hanya Bali dan Belitung, Indonesia masih memiliki banyak tempat yang bisa dijadikan tujuan wisata, salah satunya adalah Danau Toba yang ada di Sumatera Utara.

Terlepas dari cerita mitos tentang terbentuknya Danau Toba, pada jutaan tahun yang lalu telah terjadi sebuah letusan gunung api yang maha dasyat, yang akhirnya membentuk sebuah danau dan pulau yakni Danau Toba dan pulau-pulau di sekitar Danau, di antaranya adalah Pulau Samosir yang memiliki keindahan alam yang begitu memesona.

Danau Toba adalah danau terdalam di dunia dengan 1001 keunikan pulau yang ada di sekitarnya. Tak salah jika Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kemudian memilih Danau Toba sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas (DSP) "DSP Toba"sebagai  tujuan wisata melalui kampanye "Wonderful Indonesia".

Namun demikian, Pencapaian realisasi program pembangunan nasional bidang pariwisata membutuhkan kontribusi dan kerja keras seluruh pelaku pembangunan dalam berbagai kegiatan, dengan berpedoman pada sasaran pembangunan serta arah kebijakan dan strategi nasional. 

Berbagai terobosan memang perlu dilakukan, antara lain memaksimalkan peran  para pelaku pembangunan pariwisata di seluruh daerah, pemberdayaan organisasi kepariwisataan nasional secara maksimal, serta pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) atau industri kecil yang berada di sekitar Danau Toba.

Pendampingan dan pengembangan usaha atau UKM, tidak saja menjadi tanggungjawab pemerintah, tapi juga bisa menjadi tujuan CSR dari perusahaan-perusahaan baik yang berada di wilayah tersebut maupun dari wilayah lain.

Dengan memanfaatkan dana CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan-perusahaan, pendampingan dan pengembangan UKM bisa dilakukan dengan maksimal. 

Yang tentu saja bisa berdampak positif bagi perusahaan-perusahaan tersebut, karena secara otomatis jika UKM maju dan berkembang, maka daya beli masyarakat akan meningkat.

Tidak dapat dipungkiri bahwa bisnis pariwisata berkaitan erat dengan bisnis penginapan, makanan atau kuliner, kerajinan tangan atau cinderamata, hasil seni dan lain sebagainya.

Penginapan menjadi faktor paling menentukan dalam bisnis pariwisata. Membangun penginapan atau mengelola rumah masyarakat sebagai tempat menginap atau home stay yang nyaman dan aman, penting dilakukan. 

Mendatangkan investor, mengedukasi masyarakat tentang bagaimana mengelola rumah tinggal sebagai home stay bagi wisatawan, adalah alternatif yang bisa dilakukan oleh pemerintah setempat.

Selain penginapan, makanan khas daerah menjadi salah satu tujuan wisata. Ini terbukti dari penuhnya wisatawan yang datang ke tempat-tempat yang menyediakan makanan khas daerah. 

Ada banyak jenis makanan khas tradisional di Tanah Batak, misalnya saja Naniura. Makanan yang banyak ditemukan di daerah Toba ini menggunakan bahan dasar ikan mas mentah dan tidak dimasak dengan api, melainkan direndam dengan air asam Jungga atau jeruk perut. Meski begitu, Naniura tetap aman dikonsumsi dan memiliki cita rasa lezat.

Tidak hanya makanan khas, hasil kerajinan tangan juga menjadi komoditi barang dagangan yang umumnya diburu oleh para wisatawan. 

Ulos atau kain tenun khas Batak, adalah salah satu kerajinan tangan yang paling banyak diburu para wisatawan. Melalui pendampingan dan pengembangan usaha tenun yang ada di sekitar Toba tentunya akan menambah daya tarik bagi wisatawan.

Menciptakan daya tarik wisatawan juga bisa dilakukan melalui pengembangan budaya daerah. Masyarakat Batak memiliki tarian Tor Tor yang mendunia, ini patut dilestarikan. 

Sanggar seni budaya daerah memiliki andil yang cukup besar dalam meningkatkan daya tarik wisatawan. Melestarikan kekayaan alam dan budaya masyarakat Batak juga menjadi catatan bagi pemerintah dan masyarakat Tanah Batak untuk menggaet wisatawan.

Tak kenal maka tak sayang, demikian pepatah mengatakan. Untuk itu, agar masyarakat dunia tahu keindahan Danau Toba maka pemerintah beserta stakeholder terkait, harus bisa mengenalkan keindahan Danau Toba tidak saja kepada masyarakat Indonesia tetapi juga kepada dunia.

Pandemi covid-19 tidak menjadi alasan untuk tidak mengenalkan Wisata Danau Toba kepada dunia. Dengan memanfaatkan jaringan internet, pemerintah khususnya Kemenparekraf masih bisa mempromosikan tentang keunikan Danau Toba serta kekayaan alam dan budaya yang terkandung di dalamnya. 

Mengenalkan pada dunia "Heritage of Toba" bahwa Danau Toba layak menjadi tempat Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran atau istilah kerennya MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) dengan mengkampanyekan slogan "MICE di Indonesia Aja".

Terkait dengan masih terjadinya wabah Covid-19, pemerintah telah mengeluarkan SOP (Standar Operasional Prosedur) yakni penerapan Protokol Kesehatan bagi usaha pariwisata di Indonesia tidak terkecuali wisata Danau Toba, di antaranya dengan menyiapkan tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, serta memasang aplikasi PeduliLindungi di setiap destinasi wisata Danau Toba, agar wisatawan semakin yakin akan jaminan keamanan berwisata di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun