Surat itu kemudian akan kusalin di beberapa kertas lain dengan hanya mengganti nama subjek penerima. Lalu, kulipat dengan lipatan sederhana saja. Melipat sekitar 3cm bagian kiri kertas, kemudian melipat bagian panjang kertas beberapa kali, dan memasukkannya ke dalam amplop cap pesawat terbang yang bergaris pinggir merah biru.
Tidak lupa, nama tujuan kutulis:
Buat Ani
di kelas 1 SDN 1
Dan tentu saja namaku di bagian belakang amplop:
Sip: Puput
Besok paginya, surat itu akan saya 'antar' ke tiap-tiap alamat yang dituju.
Buat...
Ani yang duduk di bangku sebelahku...
Dede teman sebangkuku...
Dewi yang duduk agak di pojok kelas...
atau Mira yang duduk dua bangku di belakangku.
Saat yang paling kunantikan adalah ketika surat-surat itu berbalas, biasanya selang sehari saja dari tanggal 'pengiriman' surat.
Dan beginilah (biasanya) balasannya:
Hai juga Puput. Keadaanku dan keluargaku baik-baik saja. Syukurlah kalau kamu juga dalam keadaan sehat walafiat.
(Kalimat pertama selalu berkaitan dengan kabar)
dst ... dst ...
Surat selalu mengikuti pola yang sama.
Tapi yang paling menarik tentu saja bagian isi surat. Di bagian ini lah saya bertukar cerita dengan teman-teman. Dan walaupun kami bertemu tiap hari di kelas, tidak ada di antara kami yang membicarakan isi surat, seolah-olah pertemanan kami di kelas dan di surat adalah dua hal yang berbeda.
Dan kebiasaan itu lama-lama hilang ... mungkin karena kami mulai sibuk dengan kegiatan main masing-masing.