Salam mempesona untuk kalian pejuang hari Selasa.Â
Kembali lagi dengan Mimin di postingan kali ini, akan menceritakan sebuah pengalaman dari hasil wawancara narasumber yaitu saudara Bapak Udi dan Ibu Sih (nama samaran ya guys).Â
Kala itu,,
Pukul 00.00 WIB. Di tahun 2019, berlokasi di jalan Tol Karawang sebuah mobil pribadi berwarna hitam melaju dengan kecepatan 100 km/jam. Diantara keheningan malam, mobil itu melesat begitu cepat dan mulus.Â
Di dalam mobil itu terdapat 4 penumpang, dan satu pengemudi. Para penumpang itu, terlelap di dalam mimpi indahnya. Hanya pengemudi dan istrinya yang duduk di samping nya terjaga. Istrinya, ibu Sih (nama samaran) menemani Sang Suami agar tidak mengantuk saat menyetir. Ia terus membisikkan sholawat Bani Hasyim di dalam hatinya. Serta bertawasul dan robitoh kepada guru Mursyid.Â
Robitoh itu membayangkan wajah Sang Guru sambil hatinya tetap mengingat kepada Sang Pencipta. Karena, mengingat Sang Guru Mursyid menurut beliau bisa membuat hati lebih tenang dan membantu nya mengingat Sang Pencipta sebagaimana dalam hadits:Â
"Sesungguhnya sebagian manusia merupakan kunci untuk mengingatkan kepada Allah." (Hadits shahih riwayat Ibnu Hibban).
"Para Wali Allah adalah orang- orang yang jika dipandang, (menyebabkan orang yang memandangnya) ingat kepada Allah." (HR. Hakim dan Tirmidzi. Hadits Hasan).
Diluar dugaan, kejadian tak disangka-sangka terjadi. Mobil yang dikemudikan mengalami kecelakaan. Mobil keluar dari jalur salah satu roda berada keluar aspal dan sebelah nya lagi di aspal. Mobil juga menabrak tiang tiang beton di sekitar jalan tol tersebut sampai sejauh 30 meter.Â
Tak lama dari tragedi itu, ada mobil polisi datang untuk mengevakuasi kecelakaan.
Mobil hitam ini, tidak mengalami kerusakan sedikit pun, padahal pengendara lain yang menyaksikan pun ikut terheran. Malahan, mobil di belakang yang mengalami kecelakaan.Â
Para penumpang juga tidak ada yang mengalami luka luka hanya saja sedikit trauma karena melihat saat mobil menabrak tiang tiang beton di jalan tol tersebut. Akhirnya, para penumpang termasuk sopir beristirahat sebentar di rest area terdekat. Baru kemudian melanjutkan perjalanan menuju Rumah Sakit. Karena tujuan mereka menjenguk keluarga yang sedang rawat inap.Â
Memang mungkin, tak banyak yang menyaksikan tragedi itu, tapi semesta menjadi saksi bisu tragedi malem itu.Â
Ia ingin bercerita kepada kita, tentang pentingnya mengingat Sang Pencipta dimanapun dan kapanpun kita berada.Â
Jika lupa, maka ingatkan. Lupa, ingatkan. Cobalah untuk tetap mengingat Nya meski dalam keadaan yang masih lalai. Karena semulus apapun atau seindah apapun yang mungkin menurut kita tidak akan ada bahaya. Tapi ternyata, ada bahaya yang menunggu di depan sana tanpa kita ketahui. Ada banyak cara untuk bisa membuat kita mengingat Nya, salah' satunya yaitu dengan Rabitoh.Â
Ini hanya salah satunya, semesta akan lebih banyak bercerita ketika kita mampu mengenalinya. Mendekatlah!Â
Ingat, dirimulah semesta itu. Bagian kecil atau disebut microcosmos. Yang bahkan, bisa lebih besar dari semesta.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H