Mohon tunggu...
Indra Wibowo
Indra Wibowo Mohon Tunggu... Foto/Videografer - seorang biasa yang suka merangkai kata, menulis cerita dengan kamera dan menjahitnya menjadi sebuah karya

seorang biasa yang suka merangkai kata, menulis cerita dengan kamera dan menjahitnya menjadi sebuah karya

Selanjutnya

Tutup

Seni

Film Dokumenter: Pesan Sosial dan Kekuatan Pencerahan

12 Oktober 2023   10:39 Diperbarui: 12 Oktober 2023   10:48 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menonton film dokumenter adalah salah satu kesukaan saya.  Jauh sebelum tayangan dokumenter Kasus Kopi Sianida yang sedang marak saat ini. Setiap menonton dokumenter ada pengalaman yang mendalam dan seringkali mempesona. Setiap kali saya merenungkan berbagai topik dari sudut pandang yang berbeda, pasti ada saja sentuhan pencerahan yang tak terhindarkan. Ada pesan-pesan sosial yang tersembunyi di balik setiap karya dokumenter yang menjadikannya tidak hanya hiburan, tetapi juga sarana pembelajaran yang kuat.

Menggali Realitas Melalui Lensa Dokumenter

Film dokumenter menurut saya memungkinkan kita untuk menggali realitas dunia ini melalui lensa yang berbeda.Dalam film dokumenter saya serasa diundang untuk melihat ke dalam berbagai aspek kehidupan. Ini bisa menjadi perjalanan ke dalam kehidupan seseorang, penjelajahan budaya yang berbeda, atau pemahaman mendalam tentang isu-isu sosial yang relevan.

Rumah Produksi Film Dokumenter adalah Rumah Pemacu Kesadaran

Salah satu kanal yang saya nikmati untuk mengeksplorasi film dokumenter adalah Watchdoc. 

Watchdoc adalah rumah produksi audio visual yang telah berdiri sejak 2009. Mereka telah memproduksi sebanyak 165 episode dokumenter, 715 feature televisi, dan minimal 45 karya video komersial dan non-komersial yang telah meraih berbagai penghargaan. Ini adalah bukti bahwa film dokumenter memiliki kekuatan untuk memengaruhi, mendidik, dan memotivasi. Adalagi kanal-kanal dokumenter yang lain seperti Anatman Pictures dan banyak lagi. Saya angkat topi dan sangat respect pada rumah produksi yang masih bertahan dengan dokumenter. Karena bertahan dalam genre ini sangat tidak mudah dan memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Proses Pembuatan yang Memerlukan Kesabaran

Pembuatan film dokumenter adalah tugas yang tak bisa dianggap enteng. Itu memerlukan waktu dan kesabaran yang tak terbatas. Kru produksi harus berkutat dengan berbagai tahap, dari riset awal hingga penyuntingan akhir, untuk menghasilkan karya yang berkualitas. Mereka harus mengumpulkan fakta dan informasi yang relevan, seringkali menavigasi dalam situasi yang penuh teka-teki dan kejutan.

Kebebasan untuk Bereksplorasi

Salah satu hal yang paling menarik tentang film dokumenter, menurut saya, adalah kebebasannya untuk bereksplorasi. Kru produksi tidak terikat oleh naskah fiksi, yang berarti mereka dapat merespons perubahan dalam alur cerita atau mengejar informasi baru yang ditemukan selama proses produksi. Inilah mengapa dokumenter seringkali menghadirkan penemuan menarik yang tidak terduga dan menggugah.

Pesona Pesan Sosial dalam Dokumenter

Selain menjadi sarana hiburan, film dokumenter juga mengangkat pesan-pesan sosial yang mendalam. Mereka sering kali membahas isu-isu yang relevan dalam masyarakat, seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, hak asasi manusia, dan banyak lagi. Melalui cerita-cerita nyata dan narasi yang kuat, dokumenter membangkitkan kesadaran dan memotivasi tindakan.

Film dokumenter, buat saya, adalah lebih dari sekadar hiburan; itu adalah sarana pembelajaran, inspirasi, dan perubahan. Mereka membantu memahami dunia ini dengan cara yang berbeda dan mengungkapkan pesan-pesan yang mendorong kita untuk bertindak. Jadi, saat menikmati film dokumenter berikutnya, selain merasakan hiburan, coba deh lihat lebih dalam dan temukan pesan-pesan sosial yang mungkin ada di balik ceritanya. Itu adalah salah satu cara terbaik untuk merasakan kekuatan dan keindahan genre ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun