Mohon tunggu...
Muhammad Asri Amin
Muhammad Asri Amin Mohon Tunggu... Freelance consultant -

Dokter umum, pemerhati epidemiologi penyakit menular dan komunikasi kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Penjual Daging kompak mogok

9 Agustus 2015   07:29 Diperbarui: 9 Agustus 2015   07:29 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Informasi bahwa pedagang daging eceran akan mogok saya peroleh secara kebetulan ketika kemarin kita jalan ke pasar atas cimahi, eeh ternyata benar-benar  mogok. seharusnya BIN sudah tahu akan adanya rencana pemogokan dan sudah tahu siapa yang mengendalikan pemogokan itu.

 

Kalau sekarang pemerintah atau pemda mengantarkan daging sapi kepada para penjual daging agar dijual hari ini atau besok maka penjual daging dipasar tak akan berani menerima atau menjual daging tersebut, mengapa............? karena penjual eceran tersebut berada dalam suatu jaringan yang dikuasai oleh para pemasok daging. jika mereka para pedagang eceran berani menjual daging dari Pemerintah atau pemda atau pihak lain diluar sistim mereka, maka tak akan ada lagi pasokan untuk kegiatan penjualan rutin.

Hal diatas menunjukkan bahwa perdagangan daging dikuasai oleh sistim kapitalis.

Jika pemerintah akan memasok daging maka yang paling bisa dilakukan biasanya adalah operasi pasar pada beberapa tempat yang bersifat lokal sporadik dan tidak sistemik.

Jika sistim kapitalis monopolistik ini dibiarkan terus maka pemerintah akan jadi bahan tertawaan masyarakat (tidak menghina), jalan terbaiknya adalah buat saja inpres daging. dimana harga daging diatur dan dikendalikan oleh pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun