Mohon tunggu...
Muhammad Asri Amin
Muhammad Asri Amin Mohon Tunggu... Freelance consultant -

Dokter umum, pemerhati epidemiologi penyakit menular dan komunikasi kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kesejahteraan ala Papua (10)

10 November 2011   14:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:49 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Polisi memanggil saya melalui telepon untuk datang mengambil mobil operasional yang disandera oleh sekelompok orang di salah satu perkampungan. Saya cukup bersemangat dan segera bergerak ke kantor Polisi, setelah sampai dikantor Polisi saya merasa cukup senang melihat mobil kita yang kemarin di sandera sudah ada di halaman parkir kantor Polisi, setelah memperkenalkan diri saya langsung minta kunci mobil yang disandra itu pada polisi yang bertugas tapi katanya tunggu dulu Pak dokter.......dengan penuh rasa curiga saya bertanya .....tunggu apa lagi ?....mobil ini mau dipakai kelapangan takut ada masyarakat yang sakit lagi.......Pak Polisi tersenyum tidak menjawab tapi dengan sopan mempersilahkan saya masuk ke ruang rapat .

Dalam ruang rapat nampak ada 5 -6 orang asli Papua, setelah kami semua mengambil tempat pak polisi membuka rapat dan memperkenalkan kami, pak Polisi.. Silahkan nego..dok. sayapun bertanya pada orang yang mewakili kelompok penyandera. Kenapa tahan mobil ada salah apa ?.......,...Apakah petugas kita suda bikin salah apakah ?oooh tidak Pak dokter itu bukan salah petugas, tapi kita ini pegawai malaria kontrol to ? kita minta ganti rugi bayar gaji kita satu tahun terus kita minta dipekerjakan lagi.......kata saya: maaf saya baru bertugas tapi akan saya tanyakan ke kantor, ternyata setelah saya tanyakan pada foreman rupanya orang-orang ini pernah di suruh melakukan kerja kontrak untuk membuat saluran air, irigasi air yang tergenag secara rutin dilakukan (catatan: agar nyamuk malaria  tak berkembang biak). waktu itu mereka hanya bekerja dalam beberapa hari saja, setelah pekerjaan rampung maka hubungan kerja selesai.

 Saya jelaskan ke mereka bahwa mereka bukan pegawai kami karena tak ada lagi kontrak kerja antara mereka dan perusahaan. Jadi kami tak dapat meluluskan permintaan klaim gaji, ......................saya mau ambil mobil diskusi selesai. tapi kelompok ini ngotot minta dipekerjakan baru mau melepas mobil yang disandera anehnya lagi Pak Polisi ikut membujuk agar orang-orang ini dapat dipekerjakan.

 Baik saya akan check ke kantor, informasi dari unit kami ternyata ada peluang untuk mempekerjakan 3 orang dari mereka, tapi menerima pekerja dengan cara melalui penyanderaan akan menimbulkan preseden buruk, saya tak ikhlas jika diperlakukan seperti ini .........dalam hati saya harus membuat strategi untuk menghadapi mereka,.......................................................................................baiklah saya akan terima tiga orang saja, kebetulan ada pekerjaan yang harus segera dilakukan silahkan datang ke kantor unit kami hari senin pagi..........mereka puas dan Pak Polisi puas, mobil operasional kami yang disandera dikembalikan.

Sesampai dikantor saya menyampaikan instruksi kepada admin kantor dan koordinator lapangan , instruksi ini sengaja diperdengarkan pada beberapa orang pekerja yang kebetulan ada disekitar kantor, jadi bukan rahasia bahwa kami menunggu tiga orang dari kampung B (bekas penyandera mobil) yang akan dipekerjakan di kampung X, sebelumnya  saya dapat informasi bahwa masyarakat kampung B yang menyandera mobil kami kemarin ternyata segan dengan masyarakat kampung X, apa lagi masyarakat kampung X hubungannya baik dengan kami.

Hari senin berikutnya calon pekerja baru itu tak datang mungkin mereka mendengar bahwa program kerja yang terbuka adanya hanya dikampung X itu.

Tak dapat dipungkiri yang dibutuhkann sebagian besar masyarakat di papua adalah; pekerjaan yang bersifat padat karya, pekerjaan ini lebih banyak menyerap tenaga kerja, melalui sistim padat karya ini masyarakat dap[at dilatih tentang etos kerja, disiplin kerja dan berbagai budaya kerja baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun