Angka adalah symbol yang dipakai oleh umat manusia sejak jaman dulu kala sampai sekarang, angka merupakan suatu rahmat oleh Allah swt yang diberikan kepada kita untuk menetapkan suatu ukuran sebagai patokan untuk membandingkan antara jumlah yang banyak dan jumlah yang kurang, angka merupakan alat yang membantu umat manusia dalam budaya modern untuk melakukan penelitian menelusuri alam untuk memperoleh yang terbaik bagi hidup manusia. Kecepatan kendaraan, ketepatan waktu sampai mengukur usia mummy di pyramida firaun semua memakai angka.
Angka menghubungkan satu orang dengan orang lainnya bahkan menjadi penghubung antar bangsa sekalipun mereka berada dibulan, Allah sendiri memberi batasan sholat dalam hitungan angka.
Penggunaan angka dalam bentuk data kuantitatif merupakan metoda universal yang diakui dunia, data yang dihasilkan dari angka dapat saja menjadi salah hal itu semata karena adanya kesalahan manusia yang memanipulasi angka demi kepentingan perorangan atau golongan.
Setiap pencantuman data yang berisi kumpulan berbagai angka kita harus terbiasa melihat sumber awal dari suatu data, data yang sumbernya tidak jelas atau berasal dari orang yang tidak dipercayai tentu tak dapat digunakan sebagai alat apapun.
Adanya keinginan pihak tertentu untuk tidak memakai angka dalam mengambil keputusan penting bagi Negara dan bangsa, merupakan usulan yang naïf dan sangat ketinggalan jaman.
Para pengguna data kualitatif yang umum dipakai untuk mengukur sesuatu dengan batas yang kurang jelas misalnya membedakan ukuran tinggi atau panjang dengan cara membagi ukuran menjadi, pendek, pendek sekali, sedang, panjang, panjang sekali bahkan juga memakai angka dalam bentuk score, perbedaan persepsi dapat dihindari dengan memakai angka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H