Mohon tunggu...
Muhammad Asri Amin
Muhammad Asri Amin Mohon Tunggu... Freelance consultant -

Dokter umum, pemerhati epidemiologi penyakit menular dan komunikasi kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mencicil Mobil Mudah Tapi…..?

16 Agustus 2014   05:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:25 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Bermula dari seorang kerabat yang mempunyai usaha rental mobil dan terlihat sangat mudah mendapat uang dari usaha rentalnya itu, beliau mengajak saya agar ikut merentalkan mobil maka sayapun bergabung menitipkan mobil yang kebetulan dibeli dengan cara mencicil, hal ini mendorong saya untuk membeli lagi  mobil berikutnya dengan cara mencicil juga. Mencicil mobil sangat mudah karena ada salesman yang sangat aktif membantu kita dalam mengajukan akad kredit, kemudahan untuk memperoleh kredit mobil juga didukung oleh daftar panghasilan bulanan  yang diajukan terlihat bisa menutupi pembayaran cicilan tiap bulan untuk  mobil yang kami cicil. Tetapi ternyata usaha merentalkan mobil yang dibeli secara mencicil  tidak langsung menghasilkan selisih keuntungan yang signifikan karena perbandingan antara pemasukan uang dari hasil rental dan jumlah kewajiban cicilan kurang lebih sama, jadi yang diharapkan adalah keuntungan setelah  kita menyelesaikan seluruh kewajiban membayar cicilan selama 3 tahun atau 5 tahun masa mencicil. Sedangkan keuntungan lain adalah: kita selalu ada mobil dan ada sopir yang melayani, mobil-mobil yang berjejer didepan rumah juga rasanya keren layaknya orang kaya padahal mobil parkir berarti tak ada pemasukan.

Malapetaka kemudian datang secara tak terduga, sopir kami dirampok disalah satu tempat dipinggiran kota Bandung, sopir diracuni dan dilucuti,  dibuang kesuatu tempat sepi,  masih untung bisa hidup setelah beberapa hari tidak sadarkan diri. Mobil Inova yang belum lunas cicilannya dibawa kabur oleh perampok. Kejadian tersebut dilaporkan kepada polisi setempat dan dilakukan pengusutan tapi hasilnya tetap nihil, Pak Polisi menganjurkan agar cicilan mobil tak usah dilanjutkan karena barang jaminan telah hilang dan kami dianjurkan agar mengurus asuransi penggantian mobil kepada pihak asuransi, Perusahaan asuransi penjamin yang dimaksud bekerjasama dengan leasing. Berdasarkan atas laporan kehilangan diatas pihak penyelenggara asuransi kemudian mengirim tenaga penyidik atau investigator dari perusahaan mereka, investigator swasta tersebut  berkesimpulan bahwa kehilangan mobil tak dapat diganti karena mobil disewakan dan dibawa oleh sopir yang bukan pemilik mobil. Surat keterangan kehilangan yang dikeluarkan oleh pihak kepolisian tidak dianggap.

Pemberitahuan dari pihak asuransi mengenai penolakan untuk mengganti klaim kerugian akibat kehilangan mobil dikirimkan melalui sepucuk surat, ternyata surat tersebut cacad secara administrasi karena identitas mobil yang dicantumkan berbeda dengan identitas mobil yang hilang, kelemahan ini kami laporkan kembali ke pihak asuransi namun mereka beralasan bahwa yang dimaksudkan sebenarnya adalah mobil yang hilang itu. Masalah ini kemudian kami laporkan ke BMAI (Badan Mediasi Asuransi Indonesia) tetapi mereka juga tak bisa berbuat apa-apa bahkan menganjurkan agar perkara ini dilanjutkan saja ke pengadilan. Namun demikian sampai sekarang kami tak melaporkan ke pengadilan dengan berbagai pertimbangan.

Pengetahuan saya tentang hubungan antara saya selaku orang yang mencicil mobil dan perusahaan leasing yang menyediakan mobil kreditan sungguh sangat terbatas, pemahaman saya adalah mobil yang kami cicil adalah mobil kami dengan kewajiban membayar cicilan secara teratur, tapi pihak leasing menganggap mobil cicilan tersebut adalah mobil yang dipinjamkan sambil dicicil jadi pihak leasing masih memegang hak penuh atas mobil yang kita cicil, mereka bisa saja menarik mobil itu jika cicilan terlambat dibayar.

Pihak leasing berkali-kali mengirim debt kolektor untuk menagih agar cicilan dilanjutkan, menghadapi debt kolektor yang datang secara bergantian ada yang sendiri bahkan lebih sering dalam kelompok kecil cukup menantang nyali kita juga. Pokoknya rasanya tak enaklah. Tujuan para debt kolektor adalah datang untuk menarik mobil yang pembayaran cicilannya sudah saya hentikan, mereka umumnya mundur sendiri setelah diberi penjelasan bahwa mobil tersebut secara resmi sudah dinyatakan hilang oleh petugas kepolisian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun