Mohon tunggu...
Asril Adam
Asril Adam Mohon Tunggu... Penulis - Sahabat kopi

Berproses itu berarti menikmati seni

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pendekar Gagal

29 Maret 2020   17:54 Diperbarui: 29 Maret 2020   18:07 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di suatu pagi nampak seorang pendekar
Berdiri gagah menghadap sebuah pulau
Dengan memegang sebuah pedang ia menatap pulau di seberang
Berharap bisa sampai di sana meski ombak yang kan menghadang

Satu dua bambu mulai ditebang
Sang pendekar mulai memainkan pedang
Gerakan akrobatik mulai dikeluarkan
Demi mendapatkan sebuah rakit

Siang telah datang
Persiapan sudahlah matang
Dengan rakit hasil bermain pedang
Sang pendekar mulai menuju seberang

Sang pendekar sadar bahwa berlayar bukanlah hal mudah
Badai yang kadang datang mengipas segala yang ada sampai tak tersisa
Tetapi ia tetap tegar dan bersikap layaknya pendekar
Demi kedamaian ia rela mengarungi lautan
Mencoba mencicipi asinnya kehidupan

Separuh jalan telah dilalui
Ombak kecil telah ditaklukan
Badai pun datang menyapa
Pendekar tak mampu bertahan
Terhanyut dan tenggelam yang ia dapat
Ternyata lautan itu sangatlah kuat
Sehingga damai pun menjadi mimpi

Kendari, 29 Maret 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun