Nama : Asri Handayani
NIM Â : 46121120057
Matakuliah : KewirausahaanÂ
Dosen : Prof.Dr.Apollo,Ak.,M.Si.
Program Studi Psikologi
Universitas Mercu Buana Jakarta
Dalam tulisan kali ini saya ingin memberikan contoh penghitungan dari data proses produksi pakaian batik Pekalongan
Berikut ini adalah data produksinya:
A. Â Total Penjualan
Untuk menghitung total penjualan, kita perlu mengetahui jumlah unit yang berhasil dijual atau q yang dapat dibeli pada harga Penjualan (P) tertentu. Karena pada fungsi Penjualan di berikan rumus P=200-2q, maka biasanya untuk mengetahui jumlah unit yang terjual, kita mencari titik potong antara fungsi penjualan dengan sumbu x. Oleh karena itu jumlah unit yang terjual dapat dicari dengan menggunakan rumus:
P= 200-2q
0 = 200 - 2q
2q = 200
q = 100
Dari hasil perhitungan tersebut, hasilnya adalah 100 unit. Jadi total penjualan pakaian batik Pekalongan dalam satu periode produksi adalah 100 unit.
B. Pendapatan Marginal
Untuk menghitung pendapatan margin, kita perlu mengetahui harga pokok produk atau biaya produksinya. Biaya produksi pada soal ini diberikan dalam bentuk Fungsi Total Biaya TC.
TC = 2q3 + 222q + 50
Pendapatan margin dapat dihitung dengan rumus :
Margin = P - Biaya Produksi
Untuk mencari harga penjualan (P), kita dapat menggunakan rumus yang sudah ditemukan sebelumnya yaitu P= 200-2q. Kita perlu mengganti nilai q dengan nilai 100, hasil dari perhitungan sebelumnya. Jadi P = 200-2(100) = 0.
Untuk mencari biaya produksi (BP), kita perlu mengganti nilai q ke dalam rumus fungsi total biaya TC.
BP = TC / q
BP = (2q^3 + 222q + 50) / q
BP = 2q^2 + 222 + 50/q
Kemudian kita dapat menghitung biaya produksi untuk produksi 100 unit sebagai berikut:
BP = 2(100)^2 + 222(100) + 50/100
BP = 20.050
Jadi, pendapatan margin adalah:
Margin = P - BP
Margin = 0 - 20.050
Margin = -20.050
Karena margin negatif, maka produksi batik Pekalongan mengalami kerugian.
C. Laba
Untuk menghitung laba (Profit), kita perlu mengetahui terlebih dahulu Revenues (Pendapatan) dan Biaya Produksi seperti yang telah dihitung sebelumnya.
Dari perhitungan sebelumnya, kita telah mendapatkan harga jual (P) sebesar 0 dan biaya produksi (BP) sebesar 20.050.
Revenues = P x q
Revenues = 0 x 100
Revenues = 0
Profit = Revenues - Biaya Produksi
Profit = 0 - 20.050
Profit = -20.050
Dari hasil penghitungan tersebut, laba yang didapat dari produksi pakaian batik Pekalongan dalam satu periode adalah sebesar -20.050. Karena hasilnya negatif, artinya produksi batik Pekalongan mengalami kerugian atau rugi sebesar -20.050 pada setiap periode produksinya.
D. Break Even Point  Unit
Untuk menghitung break even point, kita perlu mencari nilai q pada saat Pendapatan (Revenues) sama dengan nilai Biaya Produksi (BP), atau dengan kata lain saat laba sama dengan nol. Kita dapat menggunakan rumus Margin = P - BP, yang di mana Margin adalah nol karena mencari titik impas.
Dari rumus fungsi Penjualan P = 200-2q, jika substitusi P = 0, maka
0 = 200 - 2q
q = 100
Jadi, break even point unit adalah 100 unit. Artinya, pada saat pakaian batik Pekalongan menjual 100 unit, pendapatannya akan dapat menutupi biaya produksinya. Jumlah penjualan di atas titik impas akan menghasilkan laba, sedangkan jumlah penjualan di bawah titik impas akan menghasilkan kerugian.
E. Break Even Point  RupiahÂ
Untuk menghitung break even point dalam satuan rupiah, kita perlu mengalikan harga satuan dengan jumlah unit yang dihasilkan. Berdasarkan rumus pendapatan, harga satuan (P) adalah 200-2q.
Jika q = 100, maka harga satuan (P) = 200 - 2(100) = 0.
Jumlah pendapatan (Revenues) pada titik impas ini dapat dihitung dengan mengalikan harga satuan (P) dengan jumlah unit produksi (q) yaitu :
PB = 0 x 100 = 0
Jadi, Break Even Point Rupiah adalah 0 rupiah karena jumlah pendapatan pada titik impas sama dengan jumlah biaya produksi. Artinya pada saat penjualan pakaian batik Pekalongan sebanyak 100 unit harganya adalah 0, sehingga total pendapatan yang diterima sama dengan total biaya produksi.
F. Gambar Grafik Break Even PointÂ
Berikut adalah gambaran dari break even point dari data produksi pakaian batik Pekalongan dengan rumus P= 200-2q dan TC = 2q3 + 222q + 50:
Seperti yang dapat dilihat pada grafik di atas, simpangan antara kurva pendapatan dan kurva biaya menjadi nol pada Q sekitar 26-27, di mana kedua kurva tersebut bertemu. Oleh karena itu, titik impas (break even point) untuk produksi pakaian batik Pekalongan adalah 26-27 unit. Semua produksi yang memenuhi atau melampaui 26-27 unit akan memberikan keuntungan, sedangkan produksi di bawah titik ini akan menghasilkan kerugian.
Demikian contoh data proses produksi pakaian batik Pekalongan yang bisa saya uraikan semoga bermanfaat , terima kasih .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H