Mohon tunggu...
As Rifai
As Rifai Mohon Tunggu... -

Pemerhati masalah pemerintahan dan politik lokal, selain menjadi kompasianer juga mengelolah web blog http://asrifai.co.cc untuk sharing informasi tentang prilaku politik dan fenomena pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ternyata SBY Dibalik Kemenangan AU

26 Mei 2010   04:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:58 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perhelatan Kongres II Demokrat sudah berakhir beberapa hari yang lalu , tetapi berita tentang Demokrat, Kemenangan AU dan Kekalahan AM masih hangat dibicarakan. Admin kompasiana bahkan masih menempatkan Demokrat dan Ketua Barunya sebagai topik pilihan. Hal ini tidak terlepas karena kandidatnya adalah selebriti politik dan news maker media Indonesia, selain itu Demokrat sebagai partai baru tetapi menjadi fenomenal dalam politik Indonesia, mungkin tidak ada di dunia ini yang memiliki partai sehebat Demokrat. Sejak pertama kalinya mengikuti pemilu di tahun 2004 sudah menempatkan dewan pembinanya sebagai presiden, pemilu berikutnya sudah menjadi partai berkuasa (the rulling party).

Tulisan ini tidak membahas bagaimana strategi demokrat atau kenapa demokrat sampai mencapai peresetasi demikian, tetapi hanya mencoba melihat bagian yang tercecer dari kongres II partai tersebut yang menempatkan AU sebagai Ketua Umum periode 2010-2015

Dalam kongres tersebut masing-masing kandidat all out menggunakan sumber daya dalam meriah dukungan termasuk dengan menggunkan lembaga konsultan. AU menggunakan Ichsan Laulembah,Denny JA dan Ifang Wahid. Ketiga orang tersebut masing-masing membawa lembaganya untuk berkolaborasi guna menahan laju Fox Indonesia yang dipakai AM . Saya sangat yakin pembaca sudah tau siapa pemiliki sekaligus Fox Indonesia. Ternyata pada kongresII demokrat, bukan hanya menjadi ajang pertarungan kandidat tetap jugamenjadi ajang pertarungan lembaga konsultan politik.

Sebenarnya terlepas dari stategi dan cara AU mendapatkan suara dan kelemahan kompetitornya sehingga AU yang menjadi pemenang, Adatokoh dibaliknya,…. siapa lagi kalau bukan SBY, mengapa? Kalau pembaca mengikuti secara detail kongres demokrat, maka akan sepakat dengan topik diatas. Alasannya,saat SBY memberikan kata sambutan, menekankan perlunya berkompetisi secara sehat dan demokratis serta mengajak kadernya menunjukkan demokrat sebagai partai panutan. Jelas hal ini menguntungkan AU yang secara kasat mata tidak didukung oleh keluarga cikeas dan merugikan AM yang jelas-jelas didukung Ibas (putra SBY).

Pembaca juga mungkin memperhatikan dengan seksama, saatmemberi pengarahan putaran kedua, yang hanya mengisakan AU dan MA, terlihat sekali raut muka bahagia SBY ketika AM sudah gugur. Dengan gugurnya AM berarti hanya AU dan MA yang vis a vis , artinya siapapun pemenangnya SBY sudah puas. Sebab bilamana AM yang menjadi pemenang, maka berita intervensi SBY atau keluarga Cikeas terhadap peserta kongres dan tidak demokratisnya kongres II Demokrat akan menjadi headline media. Kompasianer mungkin juga sudah ada yang mempersiapkan tulisan dengan tema yang serupa.

SBY merupakan tokoh perpeksionis dan menjaga jangan sampai dia mengakhiri periode keduanya dengan berbagai celah, cukup kasus century yang menjadi catatan hitam kepemimpinannya. Julukan sang Demokrat Sejati sebagaimana bukunya akan dijaga sehingga SBY tidak mau melakukan intervensinya dalam kongres demokrat.

Selain itu SBY mau menunjukkan pada publik bahwa dirinya figur yang tiada taranya untuk saat ini, dengan strategi dan tim yang sama dipakai oleh AM dalam pencitraan ternyata tidak bisa menyamai SBY, walau dalam konteks yang berbeda. SBY ingin menyampaikan bahwa dia bukan hanya mengandalkan politik pencitraan dalam memenangkan pilpres, buktinya AM mencoba mengikuti cara seperti itu tapi gagal total.

Kalau analisa tersebut benar berarti MA juga yang diuntungkan?. Jawabannya tidak, MA memilki nasib yang bebeda dengan AU, MA dianggap bukan tokoh muda lagi, sementara SBY lagi-lagi akan menunjukkan kepada rakyat dan partai di Indonesia kalau partainya benar-benar partai modern, regenarasi partai harus ada. Kalau MA yang menjadi pemenang, SBY takut kalau partainya dianggap tidak melakukan regenerasi. Selain itu SBY tidak mau partainya dipimpin oleh MA yang oleh publik memimpin sidang saja dianggap gagal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun