Mohon tunggu...
Asriyah
Asriyah Mohon Tunggu... Guru - Guru Tata Busana

Saya adalah guru Tata Busana di SMKN 1 Kalinyamatan, Menulis adalah salah satu hobi saya, semoga dapat mengembangkan diri melalui forum hebat ini. Terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Berdiferensiasi "Wujud Nyata Cinta Guru"

22 Februari 2023   10:05 Diperbarui: 22 Februari 2023   10:07 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI, WUJUD NYATA CINTA GURU

 

Menjadi guru adalah sebuah "Profesi" yang diimpikan banyak orang. Namun memilih untuk tetap bisa dicintai dan mencintai adalah satu hal yang tidak mudah. Karenanya sebagai guru kita harus mampu memberikan cinta itu secara tulus dan ikhlas melalui pembelajaran yang bermakna. Bukan hal yang aneh jika pada setiap skenario pembelajaran yang kita rencanakan selalu ada saja kejadian luar biasa yang terjadi didalam kelas, baik dari perilaku ataupun ucapan murid yang tidak sesuai dengan norma yang ada. Hal tersebut tentu saja akan berdampak pada skenario pembelajaran yang sudah kita desain sedemikian rupa. Inilah realita yang ada, manusia hanya bisa merencanakan, namun Allah SWT yang tentukan.

Memilih menjadi CGP (Calon Guru Penggerak) adalah bagian dari sebuah keputusan dalam rangka memperbaiki kompetensi diri, utamanya bagaimana kita mampu mengubah paradigma Pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman, bagaimana guru mampu berperan dan mengaplikasikan secara nyata pembelajaran yang berpihak pada murid. Selaras dengan apa yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan sejatinya adalah "Tuntunan", Pendidikan dalam hal ini adalah sebuah tuntunan terhadap segala kodrat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun masyarakat. Memaknai kalimat tersebut hendaknya kita sebagai seorang guru harus mampu mengantarkan murid menuju sebuah kebahagiaan dan keselamatan dalam hidupnya melalui kemandirian, keterampilan, tanggungjawab, etika dan keimanan kepada Tuhan YME.

"Pembelajaran Berdiferensiasi" adalah salah satu strategi yang dapat digunakan guru untuk mengantarkan mereka menuju keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sebab kita ketahui bersama bahwa murid adalah pribadi yang unik dengan segenap keberagaman yang bervariasi. Masing-masing memiliki potensi dan nilai yang berbeda. Guru dalam hal ini harus mampu mengenali karakteristik mereka secara baik. Melalui assessment diagnostik guru akan mampu mengetahui bagaimana kesiapan belajar siswa, minat sampai pada gaya belajar yang digunakan. Disinilah peran penting dari pembelajaran berdiferensiasi.

Pasca pelaksanaan assessment diagnostik baik kognitif maupun non kognitif akan diperoleh beberapa data yang dapat digunakan guru untuk memetakan kesiapan, minat maupun gaya belajar siswa. Berawal dari sinilah guru akan mampu merancang RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sesuai dengan kebutuhan murid. Bagaimana skenario pembelajaran tersebut akan dilakukan, media atau konten seperti apa yang disajikan bahkan sampai pada bentuk tagihan atau produk apa yang akan dihasilkan, semua rencana itu akan terdeskripsi melalui RPP yang berdiferensiasi (konten, proses atau produk) yang diaplikasikan.

Aplikasi pada pembelajaran terkait dengan pembelajaran berdiferensiasi tidak harus menggunakan ketiga diferensiasi tersebut (konten, proses dan produk) secara bersamaan, namun dapat memilih tingkat urgentsinya yang semua bermuara pada kebutuhan anak. Satu contoh misalnya didalam satu kelas XI Tata Busana mereka memiliki gaya belajar yang bervariatif, ada yang visual, auditori ataupun kinestetik. Dalam aplikatif pembelajaran tentang materi "Busana Pria", guru tidak hanya menggunakan media PPT saja, namun penggunaan video tutorial (Youtube), media benda asli (Dalton System) bahkan sampai pada demonstrasi langsung yang dilakukan oleh guru (mengakomodir untuk gaya belajar kinestetik). Kesemua konten yang disiapkan oleh guru tersebut adalah "Diferensiasi Konten". Jika dalam perjalanannya murid tidak mengalami hambatan pada proses belajarnya maka guru tidak harus menggunakan "Diferensiasi proses". Namun terkait dengan "Diferensiasi produk" dapat digunakan bersamaan jika memang dinilai hal tersebut akan dapat menumbuhkan "Critical thinking" bagaimana mereka dapat berfikir kritis dan kreatif menghasilkan produk yang bernilai (desain busana pria sesuai dengan imaginasinya).

Paparan diatas jelas menggambarkan bahwa pembelajaran diferensiasi dapat digunakan sebagai alternatif solusi agar siswa mampu belajar lebih optimal dengan segala keberagaman yang ada. Karena sejatinya tidak ada murid yang bodoh, yang ada adalah murid yang sedang belajar menuju pemahaman yang sempurna. Karena pada dasarnya kesiapan belajar siswa itu berbeda dan tugas kita adalah memetakan bagaimana kesiapan belajar mereka, minat dan gaya belajarnya mampu kita kenali secara baik sehingga sebuah pembelajaran itu akan tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Tulisan diatas adalah satu bentuk cintaku untuk murid dan Lembaga tempat aku mengekspresikan semua impian dan harapanku. Disanalah aku belajar banyak hal tentang bagaimana kita mampu untuk mencintai sebuah profesi yang kini telah menyatu dengan raga ini. Sebuah profesi yang aku bangga menyebutnya "Guru Tata Busana SMKN 1 Kalinyamatan". Sepercik pemikiran sederhana ini yang merupakan hasil dari belajar di CGP pada modul 2 ini semoga mampu memberikan sedikit inspirasi dan kebermanfaatan bagi dunia Pendidikan. Sejatinya ini adalah wujud cintaku, untuk Lembaga, Negara dan Tanah Airku.

Salam Guru Penggerak Angkatan VII

Bergerak, Tergerak, Menggerakkan Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun