Mohon tunggu...
Asrida
Asrida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas Aisyiyah Yogyakarta

Setidaknya jangan membenci diri sendiri hanya karena penilaian orang lain:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Artikel Candi Prambanan

12 Desember 2023   22:05 Diperbarui: 12 Desember 2023   22:23 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

candi prambanan

Candi Prambanan adalah salah satu candi hindu terbesar di Indonesia,Candi Prambanan di bangun sekitar 850 masehi oleh Rakai Pikatan. Candi Prambanan mengacu pada kata Prambanan dan mengacu pada bangunan suci yang dipersembahkan kepada Brahman energik tertinggi, Hyang Widhi Wasa, Brahma Wisnu Siwa atau Trimurti. 

Prasasti Siwagra tahun 856 M yang memuji Dewa Siwa menyebutkan candi Siwa sebagai bangunan candi terbesar. Candi Prambanan mengalami beberapa kali keruntuhan baik akibat letusan Gunung Merapi  maupun pergerakan tektonik. Pada tahun 930 terjadi letusan Gunung Merampi dan Candi Prambanan hancur, Kerajaan Medan-Kamoran dipindahkan ke Jawa Timur, dan Candi Prambanan di terlantarkan.  Pada tahun 1902 Teodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh dan seiring berjalannya waktu menjadi megah dan mewah seperti sekarang ini.

Pengamalan ajaran agama Hindu yang terdapat dalam kitab suci Weda tercermin dalam teks Ramayana dan Mahabharata.

Teks Ramayana dan Mahabharata bukanlah ciptaan manusia, karena itihasa berarti "apa yang terjadi".

Kemudian karya sastra dibukukan dalam bentuk ukiran/relief pada candi Prambanan.
Belakangan, pendidikan moral berkembang berdasarkan ajaran Weda, dan pertunjukan budaya wayang kulit dan wayang won (boneka rakyat) berdasarkan cerita 

Ramayana dan Mahabharata dipentaskan. Kisah Bharat Yudas muncul dalam Mahabharata.Kisah ini banyak digandrungi dan terinspirasi, khususnya oleh masyarakat  Jawa.

Dari pertunjukan wayang inilah muncul budaya gamelan, seni suara/tembang, dan pembuatan persembahan.

sumber : https://ejournal.sthd-jateng.ac.id/index.php/WidyaAksara/article/view/165/98

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun