Mohon tunggu...
asri bintoro asri bintoro
asri bintoro asri bintoro Mohon Tunggu... -

saya lahir di grabag kutoarjo purworejo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pilar-Pilar Bangsa Negara UUD 45

7 Oktober 2012   15:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:07 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang sulit diikuti ialah untuk merobah kebisaan dan kebiasaan tukang roti di Eropah untuk membuat gudeg Yogya . Perlu waktu .

Sebetulnya selain  memperlihatkan semangatnya , Bung Karno juga merasa dikejar waktu untuk dapat menyaksikan hasil usahanya menghadirkan Pancasila  buat bangsa dan negaranya , sedangkan Pemerintahan Penjajahan Jepang sudah  dapat dipastikan segera jatuh .

Karena Pembukaannya telah disepakati ,Proses penyusunan UUD terus berjalan ,dikerjakan sesuai dengan pengetahuan para ahlinya .Masalahnya apakah yang dimaksud dalam pembukaan yang merupakan dasar  dengan kepridadian sendiri  dengan batang tubuhnya yang dikerjakan para ahli pendidikan barat itu bisa sesuai atau tidak belum dipersoalkan  .Apakah pikiran orang yang pesan sate akan sama dengan pikiran pembuat sate belum dipermasalahkan .Aa lagi pembuat satenya ternyata pembuat salad model barat .

APAKAH INI BUKAN MASALAH ?

UUD RI resmi menjadi UUUD pada 18-8-1945  disebut sebagai UUD 45 .
Republik Indonesia mengawali pemerintahannya dengan membentuk Pemerintah Presidentil Kabinet , pada tanggal 8-8-1945 . Tetapi untuk menghindari tuduhan sebagai  hasil kolaborasi dengan pemerintah Jepang yang kalah ,dan agar pemerintah lebih demokratis  para ahli yang westernis merasa perlu merubah kabinet pertama  menjadi Kabinet Parlementer.

Segera diundangkan Maklumat Wakil Presiden No. X . Kini partailah yang memimpin negara , sesuai dengan yang sedang berkembang di Eropah .

Kabinet jatuh bangun setiap bulan , sementara teritorial kita makin habis diagresi dan dikuasai Belanda kembali . Ini pengalaman RI bangkrut pertama .

Ternyata Diplomasi tak diadakan secara bilateral antara RI dan Belanda , tetapi  antara RI dan negara lainnya di Indonesia ini artinya antara kita kita sendiri .

Kesepakatan di KMB .

Delegasi Negara RI berhadapan dengan negara negara ,daerah daerah , kerajaan kerajaan lain di Indonesia , berhadapan sebagai musuh (?) yang berlawanan . Lho kok bisa begitu (?) .

Ternyata delegasi selain kalah mayoritas , kalah ahli dan kalah dalam menghadirkan kenyataan dan pengetahuan . Delegasi RI menerima ketentuan KMB .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun