Mohon tunggu...
Alimahsriastuti
Alimahsriastuti Mohon Tunggu... Penjahit - Saya lulusan SMK, Jurusan tata busana.

Hoby ku mendengarkan audio buku. Mendengarkan music dan membuat kerajinan tangan. Baru belajar melulis,tolong beri saya kritik dan saran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tanda-tanda yang Terlupakan

24 April 2024   17:23 Diperbarui: 24 April 2024   17:50 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di tengah hiruk-pikuk kota metropolitan yang sibuk, tiga orang, Sarah, Rina dan Alan, sepakat untuk bertemu di sebuah kafe yang terletak di pusat kota. Mereka bertiga  telah merencanakan pertemuan ini selama beberapa minggu terakhir. Sarah, seorang wanita muda yang energik dan bersemangat, tiba lebih dulu di kafe, duduk di sudut yang nyaman dengan segelas kopi di tangannya, sementara Alan seorang pria yang tenang dan introspektif, terjebak dalam kemacetan lalu lintas yang tak terduga yang membuatnya terlambat lina menit.

Rina, sahabat Sarah yang telah dijadwalkan untuk bergabung dengan mereka, seharusnya datang tepat waktu namun belum jugq hadir. Semakin menit berlalu, Sarah sedikit kesal karena Rina tak kunjung muncul meski telah menunggu lebih dari satu jam, Rina tidak memberikan kabar atau alasan atas keterlambatannya. Sarah perlahan mulai merasa khawatir bertanya-tanya apa yang mungkin terjadi pada Rina, dan apakah semuanya baik-baik saja. Tanpa kabar dari Rina, pertemuan mereka yang seharusnya menjadi menyenangkan menjadi terhambat oleh ketidakpastian dan kekosongan yang terasa semakin besar dengan setiap menit yang berlalu.

Mereka mencoba menghubungi Rina melalui telepon, namun tidak mendapat jawaban. Dalam kegelisahan yang tumbuh, mereka akhirnya menghubungi keluarga Rina dan mengetahui bahwa Rina pergi keluar kota tiba-tiba untuk membawa ibunya berobat ke luar kota.

Dengan lega mengetahui bahwa Rina dalam keadaan baik-baik saja, Sarah dan Alan memahami situasi yang tak terduga ini. Meskipun merasa kecewa karena janji yang terlupakan, mereka merasa lega karena Rina baik-baik saja. Melalui insiden itu Sarah akhirnya mengetahui bahwa ibu Rina telah sering keluar masuk ke rumah sakit dan terkejut oleh berita tersebut. Baginya, Rina selalu tampak sebagai sosok ceria dan optimis, yang selalu tersenyum meskipun dihadapkan pada kesulitan. Sarah merasa sedih dan terpukul oleh pemikiran bahwa sahabatnya sedang menghadapi cobaan yang begitu besar tanpa memberitahunya.

Dengan perasaan campur aduk antara kebingungan dan kekhawatiran, Sarah merenungkan kembali setiap pertemuan dan percakapan yang mereka miliki. Dia mencoba untuk mengingat tanda-tanda apapun yang mungkin telah terlewatkan atau diabaikan dan akhirnya menyadari begitu banyak tanda-tanda kecil tetapi ia tak menyadarinya dan menyesali betapa ia tak mengenal sahabatnya dengan baik Baginya, Rina selalu memiliki kepribadian cerah, ceria dan optimis.

Melalui refleksi ini, Sarah merasa bahwa dia harus lebih peka terhadap teman-temannya, bahkan ketika terlihat seperti semuanya baik-baik saja. Dia berjanji untuk menjadi lebih mendengarkan dan lebih peduli terhadap perasaan orang-orang terdekatnya, karena tidak pernah tahu apa yang mereka hadapi di balik senyum yang terus mereka tunjukkan.

Sarah merasa bersalah karena terlalu terfokus pada kekecewaannya karena Rina terlambat, tanpa mempertimbangkan kemungkinan bahwa ada alasan yang lebih dalam di baliknya. Dia merasa sedih dan menyesal karena tidak memikirkan kemungkinan terburuk dan segera menawarkan dukungan penuhnya kepada Rina dan keluarganya.

Alan juga terkejut mendengar berita ini, dan bersama-sama mereka merencanakan cara untuk membantu Rina dan keluarganya dalam menghadapi situasi yang sulit ini. Meskipun awalnya merasa kecewa, mereka menyadari bahwa keberadaan mereka sebagai teman yang solid dan penyokong sangatlah penting dalam saat-saat sulit seperti ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun