Mohon tunggu...
Minjunpi
Minjunpi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kembalikan Waktu Kami yang Telah Kalian Sia-siakan

31 Januari 2016   20:49 Diperbarui: 16 Juni 2016   14:57 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian tidak mengenakkan saya alami saat mengunjungi Movie Box Jogja yang ada di daerah Gejayan. Hari Minggu, 31 Januari 2016, saya bersama 19 teman saya sedang mengadakan nonton bersama sekitar pukul 12.00.  Dari awal kami datang, tanggapan dari staf yang bertugas saat itu sudah kurang menyenangkan. Jika biasanya kami ke sana disambut dengan senyum, tidak kali ini.

Kejadian tidak menyenangkan ini pun tidak hanya berhenti sampai di sana. Sekitar satu setengah jam setelah acara dimulai, listrik tiba-tiba padam. Pihak moviebox memberi tahu bahwa kami harus menunggu 15 menit untuk menyalakan genset, dan akhirnya genset menyala.

Namun, belum satu jam berlalu listrik kembali padam. Kali ini, pihak moviebox mengatakan jika genset kehabisan bahan bakar. Mereka pun menawarkan untuk menunggu 30 menit atau uang dikembalikan 50 persen. Karena film yang kami tonton belum selesai, akhirnya kami memutuskan untuk menunggu.

Berhubung listrik mati dan ruangan yang dipakai adalah ruang kedap suara, kami pun memutuskan untuk membuka pintu. Lucunya, staf di sana justru menyuruh kami untuk menutup pintu karena suara kami dianggap mengganggu. Bisa kalian bayangkan di ruang kedap suara dengan 20 orang di dalamnya saat ac mati dan pintu harus ditutup? Gelap bu, dan mungkin yang menulis di sini bisa jadi adalah arwah saya, LOL.

Setelah 30 menit berlalu, listrik masih belum menyala. Staf memberi alasan jika salah satu rekan mereka masih dalam perjalanan membeli bahan bakar. Kami pun percaya dan masih setia menunggu. Sekitar 15 menit kami pun kembali menanyakan dan mereka masih memberi alasan yang sama.

Kesabaran kami pun mulai diuji pada saat itu. Apalagi staf menanggapi komplain kami dengan bahasa dan sikap yang kurang menyenangkan. Salah satu teman saya yang melakukan komplain dibentak-bentak dan ditunjuk-tunjuk.

Alasan yang mereka berikan pun terus berubah-ubah. Dari awalnya genset yang kehabisan bahan bakar, berubah menjadi genset yang rusak, kemudian bahan bakar yang belum tiba dan kemudian kembali genset yang tiba-tiba rusak. Kok jadi berasa aneh banget ya. Tempat yang menyewakan jasa menonton film tidak ada persiapan masalah seperti ini.

Parahnya, seorang staf justru menyalahkan salah seorang teman saya yang tidak tahu apa-apa hingga nyaris terjadi perkelahian. Karena tidak ingin memperpanjang masalah kami pun akhirnya memutuskan untuk menerima penawaran mereka yang mengembalikan separuh dari harga yang telah kami bayarkan.

Setelah deal terjadi, kami pun meminta dvd yang masih terjebak di dalam dvd. Karena listrik mati, dvd pun tak bisa diambil secara normal dan salah satu staf mengatakan akan membuka dvd player dengan obeng untuk mengeluarkan dvdnya.

Namun kemudian, pada akhirnya ada salah seorang staf yang langsung mencabut dvd player dari tempatnya dan membawanya ke toko sebelah yang listriknya nyala. Staf tersebut dengan gagah berani menerjang hujan sambil menenteng dvd player untuk dibuka di toko sebelah. Saking semangatnya, teman kami yang berniat ikut untuk mengambil dvdnya pun ditinggalkan.

Ketika teman saya yang memiliki dvd itu menyusul, staf yang tadi dengan gagah berani menenteng dvd player itu sudah dalam perjalanan kembali ke movie box dengan menenteng dvd player di satu sisi dan dvd di tangan yang lain. Sebagai informasi tambahan, itu dvd hanya ditenteng dengan tangan kosong di bawah hujan. Bayangkan, dvd dihujan-hujanin? Menurut ngana? Ya kalo beli dvd-nya di jl.mataram it’s ok..  nah, itu dvd import dari Jepang dan tidak mudah untuk mendapatkannya

Yah, sebagai costumer merasa dirugikan secara waktu, finansial dan psikologis. Kami hanya menuntut hak yang seharusnya kami dapatkan, diperlakukan secara hormat dan semoga tidak ada kejadian memalukan seperti ini lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun