Mohon tunggu...
Asri SyiarMentari
Asri SyiarMentari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Malang

Hobi nunggu update-an kpop, rebahan, baca novel, buku sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pro & Kontra Pemindahan Ibukota Terkait Dampak Lingkungan

14 Desember 2023   08:30 Diperbarui: 14 Desember 2023   08:39 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lingkungan merupakan tempat yang mencakup adanya sumber daya alam, flora, fauna yang tumbuh baik di darat maupun di laut, sekaligus menjadi tempat tinggal bagi manusia itu sendiri. Lingkungan yang bersih dan sehat dengan segala isinya menjadi hal yang penting bagi manusia dan makhluk lainnya.

Pemindahan ibu kota negara Indonesia telah ditetapkan dan dipindahkan ke Kalimantan Timur, tepatnya di kabupaten Penajam Paser dan Kutai Kartanegara. Latar belakang pemindahan tersebut adalah untuk meminimalisir risiko bencana dan beban kepadatan wilayah DKI Jakarta, serta pemindahan dilakukan ke lokasi tengah wilayah Indonesia dengan lahan yang masih banyak untuk dikembangkan. Namun begitu, kebijakan tersebut menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan.

Menurut Presiden, pemilihan lokasi  Ibukota yang baru di Kalimantan Timur itu didasari beberapa pertimbangan, yaitu: 1. Resiko bencana minimal (baik banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi dan tanah longsor; 2. Lokasi strategis (berada di tengah-tengah Indonesia), 3. Berdekatan dengan wilayah perkotaan  yang sudah berkembang (Balikpapan dan Samarinda). 4. Telah memiliki infrastruktur yang relatif lengkap. 5. Sudah tersedia lahan yang dikuasai pemerintah seluas 180.000 hektar.

  • Pro

Pemindahan ibukota dapat mengurangi beban lingkungan di ibukota lama yang sering kali terbebani oleh tingginya tingkat polusi udara, limbah industri, dan kemacetan lalu lintas. Dengan relokasi pusat pemerintahan, ada potensi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperbaiki kualitas udara di kawasan tersebut serta mengurangi. Selain itu, pemindahan ibukota karena alasan geologis atau lingkungan, seperti risiko bencana alam. Pemindahan ini bisa diarahkan untuk melindungi ekosistem yang berharga dan mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap alam.

Pemindahan ibukota juga memberikan kesempatan untuk merancang kembali kawasan kota dengan fokus pada penghijauan dan taman kota. Jakarta saat ini mengalami kekurangan ruang terbuka hijau yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan masyarakat. Dengan merencanakan tata kota baru yang inklusif dan ramah lingkungan, pemerintah dapat memastikan bahwa setiap warga dapat dengan mudah mengakses ruang hijau, membantu mengurangi tingkat polusi udara, serta memberikan kesempatan untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisik masyarakat.

Pemindahan ibukota Jakarta bukan hanya sebuah langkah strategis untuk kestabilan politik dan ekonomi, tetapi juga peluang besar untuk menciptakan lingkungan yang bersih, hijau, dan sehat. Dengan merancang kembali kota baru dengan fokus pada kebersihan dan kesehatan lingkungan, Indonesia dapat memberikan teladan bagi negara-negara lain dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menciptakan ibukota yang tidak hanya megah tetapi juga berkelanjutan dan ramah lingkungan.

  • Kontra 

Sementara itu, aspek lingkungannya adalah bagaimana Ibukota berpindah dari pulau yang berbeda. Aspek ini memiliki banyak kontra, antara lain ditakutkan menjadi pengaruh buruk bagi Kalimantan Timur yang memiliki banyak hutan. Dengan penggunaan banyak lahan untuk pembangunan, maka satwa di hutan juga ikut terancam. Kalimantan Timur yang dikenal sebagai paru-paru dunia juga apabila mengalami degradasi hutan akibat deforestasi, dapat menimbulkan potensi banjir dan emisi karbon.

Seperti yang diketahui bahwa Kalimantan Timur memiliki sumber daya alam yang melimpah yang harus dijaga kelestarian lingkungannya. Meskipun Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah yang minim terjadinya bencana, tetapi jika setelah adanya pembangunan-pembangunan yang tidak sesuai dengan prinsip berkelanjutan dan berwawasan lingkungan maka tetap akan menimbulkan banjir beberapa tahun kedepan seperti yang terjadi di Jakarta. Pengelolaan lingkungan di daerah Kalimantan lebih dimaksimalkan untuk mencapai manfaat dalam mendukung kegiatan pemerintah yang berwawasan lingkungan.

Salah satu dampak buruk yang dialami Jakarta adalah pencemaran air, terutama sungai yang melintasi kota. Sungai Ciliwung, misalnya, telah menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah domestik yang sangat besar. Pemindahan ibukota memberikan kesempatan untuk memulai dari awal dengan merancang sistem pengelolaan limbah yang lebih efisien dan ramah lingkungan di lokasi baru. Pembangunan fasilitas pengelolaan limbah yang modern dan efektif dapat membantu mencegah pencemaran air. Penggunaan teknologi canggih seperti pengolahan air limbah yang ramah lingkungan dapat memastikan bahwa limbah yang dihasilkan oleh penduduk dan industri di ibukota baru diolah dengan baik sebelum dibuang ke sungai atau laut.

Pemerintah memiliki kewajiban untuk menjamin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam pembangunan ibukota yang baru, pemerintah perlu melibatkan masyarakat setempat untuk saling berkoordinasi dalam masalah pembangunan infrastruktur agar mempertimbangkan mengenai flora dan fauna yang ada di daerah tersebut seperti ekosistem hutan, mangrove, satwa liar, ekosistem pesisir dan perairan harus dikaji lebih dalam pemberian perlindungan dan pengelolaan oleh pemerintah.

Pengelolaan lingkungan dilakukan untuk kebermanfaatan umat manusia. Penting untuk melibatkan masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Pemerintah dapat mendorong partisipasi aktif warga dalam program-program pengelolaan sampah, penanaman pohon, dan upaya kebersihan sungai. Pendidikan lingkungan yang menyeluruh juga dapat membantu menciptakan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan untuk kesejahteraan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun