Mohon tunggu...
Asri Wulandari
Asri Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

What's coming is better than what's gone

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengabdian Kepada Masyarakat dengan Pendidikan Memilih Bagi Pemilih Perempuan

23 Maret 2022   08:30 Diperbarui: 23 Maret 2022   08:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah Negara demokrasi, sebagai Negara demokasi Indonesia dalam memilih pemimpin silih berganti dengan melakukan pemilihan umum. Penyelenggaraan pemilihan umum di Negara Indonesia sebagai bentuk indikasi nyata dari adanya sistem demokrasi (Pulungan, Rahmatunnisa dan Hediansah, 2020). Pemilihan umum pada Negara demokrasi adalah terwujudnya kedauatan rakyat, pelaksanaan hak konstitusi atas warga Negara dan pemilihan umum yang bebas, jujur dan adil. Hal tersebut dimaksudkan untuk melanjutkan, menyelenggarakan, dan mensosialisasikan pemerintahan. Pemilih akan memaninkan peran utama dalam kepemimpinan Indonesia dimasa depan (Lailam dan Andrianti, 2019).

Perempuan juga memiliki hak yang sama dalam pemilu, mereka bebas memberikan suara untuk pasangan calon pemimpin yang hendak mereka pilih. Keterlibatan perempuan dalam politik bukanlah hal yang asing lagi, dalam sejarahnya keterlibatan perempuan telah memberikan kemajuan dan perkembangan yang signifikan, terutama pada bidang ekonomi, pendidikan, dan kenegaraan. Seiring dengan perkembangan waktu, partisipasi yang dilakukan oleh perempuan di masa lalu dan pada masa kini berbeda, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor sosial budaya dan waktu (Lumiu, 2015). 

Pada saat ini, partisipasi perempuan dalam pemilihan umum di Indonesia sangat besar. Terlihat dari pemilu tahun 2019 bahwa pemilih perempuan mencapai 93 juta jiwa. Sedangkan di Kota Bekasi pemilih perempuan berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) jumalah pemilih perempuan pada tahun 2018 sebanyak 720.869, dimana jumlah pemilih perempuan lebih banyak dibanding pemilih laki-laki yang berjumlah 713.848 (https://kota-bekasi.kpu.go.id).  Berdasarkan dari data tersebut bisa diketahui bahwa partisipasi perempuan akan sangat menentukan terpilihnya pasangan calon pemimpin. Kondisi pemilih perempuan akan berbeda dengan golongan pemilih laki-laki, terutama pada pemilih ibu-ibu dan remaja perempuan. Kebanyakan dari mereka akan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya seperti kampanye. Oleh karena itu, pendidikan memilih perlu diberikan kepada mereka.

Seperti dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berbasis Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), ini memberikan pendidikan memilih yang berisi materi-materi tentang pentingnya partisipasi perempuan. Materi tersebut disampaikan dalam bentuk Seminar dan Sosialisasi. Pada kegiatan seminar disampaikan oleh Ibu Susi Dian Rahayu, M.IP. Sedangkan pada kegiatan sosialisasi diberikan oleh peserta KKN yang bersangkutan. Kegiatan ini dilakukan dengan menyasar pada kelompok ibu-ibu PKK sebanyak 13 orang dan remaja perempuan sebanyak 6 orang, di lingkungan RT 01 RW 11 Kelurahan Jakasampurna, Kec. Bekasi Barat, Kota Bekasi. Pendidikan ini dilakukan selama 1 bulan, dengan tema yang berbeda-beda disetiap minggunya. 

Kegiatan ini dilakukan atas dasar untuk memberikan pemahaman kepada sasaran betapa pentingnya partisipasi perempuan, tidak hanya sebatas memilih saja, namun dalam memilih itu harus didasari pengetahuan yang cukup mengenai pasangan calon yang akan mereka pilih. Karena, hak suara mereka akan berdampak untuk terselenggaranya pemerintahan selama 5 tahun kedepan. Mengingat bahwa pemilih perempuan terutama ibu-ibu sering kali hak suara mereka dipengaruhi oleh oknum-oknum yang memberikan imbalan untuk mendapatkan suara. Selain itu, Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan dalam bentuk KKN ini akan bermanfaat untuk pemilihan umum selanjutnya yang akan datang . 

Sasaran pada kegiatan ini pun sangat antusias, karena pada sebelumnya tidak ada kegiatan seperti ini, selain itu untuk mengasah kreativitas remaja perempuan diadakan lomba membuat mading. Namun, tentu saja setiap kegiatan terdapat kendala dan kekurangan yaitu terhambatnya sosialisasi melalui WhatsApp grup dimana beberapa sasaran tidak memiliki handphone, dan kegiatan yang dilakukan terbatas dengan anggaran.

Tetapi setelah dilaksanakan program ini, pada evaluasi sasaranpun mampu memahami materi yang telah disampaikan dan menambah pengetahuan mereka mengenai pemilu, serta meningkatkan kreativitas remaja perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun