Ada 5 Kekuatan Besar di Dunia yang Bersaing untuk Berkuasa
DIREKTUR Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta, Prof Abdul Madjid Hakimelahi mengibaratkan peperangan antara Rusia-Ukraina seperti dalam film laga kolosal Romawi tahun 2000-an, Gladiator.
Dalam salah satu penggalan film itu, kata Prof Abdul Madjid, dua gladiator atau budak dihasut untuk saling membunuh satu sama lain. Peperangan itu terjadi atas provokasi sang Raja yang asyik menyaksikan peperangan.
Begitu juga kondisi perang Rusia-Ukraina. Negara-negara yang merasa adikuasa, dalam hal ini Amerika menghendaki semua negara merujuk kepadanya. Sehingga mereka menghasut gladiator-gladiator dalam hal ini Ukraina-Rusia untuk berperang satu sama lain.
Dengan begitu, senjata-senjata mereka cepat laku terjual. Sebab jika tak ada perang, negara-negara yang memproduksi senjata akan tutup gudang. Nah, begitulah cara kerja Amerika menciptakan peperangan. Selain dari segi bisnis atau ekonomi, kata dia, perang diciptakan karena faktor kekuasaan.
"Ini adalah perang kekuasaan. Setiap negara bagi negaranya sendiri itu adalah kekuasaan. Prancis dengan kekuatannya itu bisa menjajah 20 Negara Eropa. Misalnya, salah satu negara yang pernah dijajah Prancis yakni Afrika. Mereka tidak segan membawa warga Afrika dipekerjakan sebagai budak di Prancis," kata dia saat menjadi narasumber di IAIN Parepare, Sulawesi Selatan, Rabu (23/3).
Selain warga negara, kata dia, Prancis juga mengeksploitasi sumber daya alam Afrika. Mereka mengambil paksa emas hingga mengeksploitasi tambang di Afrika.
"Karena Prancis itu memiliki kekuatan besar," ucapnya.
Selain Afrika, Prancis juga pernah menjajah Negara Chad (Afrika bagian tengah) pada 1917. Sebanyak 400 tokoh atau ulama yang dipenggal kepalanya di negara tersebut.
Tidak hanya itu, pada 1852 tentara Prancis memasuki salah satu desa di Aljazair. Dua per tiga warga di desa itu dibakar hidup-hidup.