Dalam sejarah, terbaginya kubu-kubu itu dikenal sebagai perang dingin. Masing-masing dua kubu itu menjadikan negara di sekitarnya sebagai bagian kubu mereka.
"Mereka berkompetisi menciptakan senjata-senjata. Rusia melakukan uji coba senjata, begitu pun Amerika," kata dia.
Pada 1991, Uni Soviet runtuh dan kekuasaannya pun lepas. Pemimpin Rusia kala itu Mikhail Gorbachev.
"Awal dekade 1990 sampai 2000-an yang menjadi penguasa tunggal adalah Amerika. Uni Soviet tidak lagi memiliki kekuatan dan kekuasaan. Nah, ini adalah fase ketiga kompetisi kekuasaan di dunia," bebernya.
Dunia ini dikuasai oleh lima kekuasaan. Lima kekuasaan ini berlomba-lomba menjadi penguasa tunggal. Pada tahun 2000-an Amerika ingin menjadi penguasa tunggal, dan negara lain mengekor padanya.
Kekuatan yang pertama adalah Negara-negara Barat yang mengikut ke Amerika. Kekuatan kedua ada di bagian timur Asia yaitu kekuatan Cina. Kekuatan ketiga ada di Asia Tengah, yakni Rusia yang ingin menunjukkan kekuasaannya.
Kekuatan keempat itu adalah kekuatan-kekuatan Non Governmental Organization (NGO), misalnya FIFA.
"Ini kita bisa lihat bagaimana pengaruhnya seorang pemain bola yakni Cristiano Ronaldo saat konferensi pers memindahkan botol Cocacola ke bawah. Itu menyebabkan perusahaan Cocacola merugi sampai 2 miliar dolar Amerika," ujarnya.
Selain itu, salah satu kota pisah dengan Sudan itu karena NGO. Bahkan, Timur Leste pisah dengan Indonesia juga karena NGO.
Kekuatan kelima yang muncul belakangan adalah kekuatan Islam. Kekuatan ini lah yang menjadi penentu.
"Kenapa? karena hampir semua SDA yang ada di dunia seperti minyak, gas bumi, emas, dan lain sebagainya berada di Negara-negara Islam," tuturnya.