Mohon tunggu...
Asri Nuraeni
Asri Nuraeni Mohon Tunggu... -

Student of Communication, Paramadina University. Suka blogging, baru menyukai hiking. Ngeblog juga di www.jurnalasri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemuda Itu 'Sesuatu Banget'

18 Desember 2011   12:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:06 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dua Ratus tahun yang lalu, Napoleon Bonaparte, sepulang dari China, dia berkata, "Lihat, China adalah raksasa yang sedang tidur. Biarkan mereka tidur. Biarkan mereka tidur. Karena pada saatnya mereka terbangun, seluruh dunia akan terguncang.”
Sekarang, abad 21, raksasa China telah terbangun, dan seluruh dunia terguncang hebat. Lantas bagaimanakah seandainya sang Panglima besar Perancis itu sempat mampir ke Indonesia? Saya bisa membayangkan paras sang Napoleon Bonaparte akan lebih takjub melihat bangsa ini, dan mungkin akan berkata "Lihat, Indonesia adalah raksasa besar yang sedang tidur. Biarkan mereka tidur, bahkan berikan mereka obat tidur dosis tinggi, agar tidak akan pernah bangun dari tidurnya. karena pada saatnya mereka terbangun, seluruh dunia akan berguncang hebat.” Lantas apakah raksasa besar ini sudah terbangun dari tidurnya?
Ketika 28 Oktober menjelang, kita mulai ramai memperingatinya.  Media-media mulai ramai mengangkat topik tentang Sumpah Pemuda. Hal ini wajar saja, karena moment Sumpah Pemuda memang patut kita refleksikan setiap tahunnya.
Suatu bangsa, tak pernah luput dari peran pemudanya. Jika kita tengok kembali sejarah, kita akan melihat beberapa peran pemuda yang sangat berpengaruh terhadap nasib negeri ini. Tahun 1908 berdirilah sebuah organisasi yang digagas oleh pemuda, yaitu Budi Utomo yang didirikan oleh Soetomo.

Kemudian, dua puluh tahun setelahnya, yaitu tahun 1928 lahirlah sumpah pemuda, dimana semua pemuda representasi daerah di tanah air bertemu, dan mengikrarkan sebuah sumpah yang kita kenal dengan Sumpah Pemuda yang menyatakan bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu. Tahun 1945 para pemuda menculik Sokarno, karena ingin kemerdekaan segera diproklamirkan, memanfaatkan kekalahan atas Jepang pada saat itu. Kemudian, saat rezim otoriter berkuasa, pada tahun 1998 para pemuda berhasil menggulingkan pemerintahannya, dan mulai meyampaikan aspirasi rakyat.

Lalu bagaimana kabar pemuda sekarang?
Berbeda dengan anak muda zaman dulu yang sering menyuarakan aspirasi rakyat dengan melakukan aksinya dengan turun ke jalan, pemuda saat ini lebih cenderung bergerak di dunia online. Bukan berarti aksi turun ke jalan itu menjadi tiada, tetapi cara untuk menyampaikan aspirasi, cara untuk mengabdi terhadap masyarakat menjadi lebih beragam.

Perkembangan teknologi saat ini memang menciptakan sebuah budaya yang berbeda daripada budaya sebelumnya. Internet yang masuk ke Indonesia sejak tahun 1994, mulai mempengaruhi kehidupan penggunanya.

Ada banyak komunitas atau perkumpulan pemuda saat ini. Sebut saja,  Indonesia Future Leaders, Forum for Indonesia, Forum Indonesia Muda, Global Peace Volunteer, Indonesian Youth Empowering, dsb. Komunitas-Komunitas ini rata-rata aktif di duniaonline, dan sering mengadakan kegiatan bertema leadershipentreupreunership di dunia nyata. Semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu membangun jejaring di antara pemuda, untuk kemudian bersama-sama melakukan hal positif, yang bermanfaat bagi masyarakat dan mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Beragam kegiatan yang dilakukan berbagai komunitas pemuda ini untuk berbakti pada masyarakat, misalnya bekerja bakti di sebuah kampung yang dikenal kumuh, turun ke daerah-daerah bencana, membuat rumah belajar bagi anak-anak jalanan dan anak-anak sekitar, advokasi, bekerja sama dengan para petani dalam menjalankan sosial bisnis, dsb.
Arief Munandar, dalam sebuah seminar pernah menyampaikan, ia merasa khawatir terhadap pemuda saat ini. Khawatir generasi muda sekarang yang akan menggantikan orang-orang penting di negeri ini, tak jauh berbeda dengan apa yang terjadi setelah rezim otoriter digulingkan, tidak membawa perubahan yang signifikan malah sibuk mementingkan kelompoknya.
Tapi, optimisme itu masih ada. Semoga, pemuda saat ini bisa membawa angin perubahan bagi Indonesia.  Ketika pemuda tumbuh dalam suasana yang mendukung, harapannya ia akan menjadi pemimpin yang bisa diandalkan di masa mendatang.
Apa yang harus dilakukan pemuda saat ini?


Setiap pribadi itu unik, maka tetaplah menjadi diri sendiri. Bagi teman-teman yang mempunyai passion di dunia politik, mulailah untuk mengasah kemampuan dalam berpolitik, misalnya memahami fenomena sosial yang terjadi. Pastikan kursi-kursi penting negeri ini, diisi oleh orang-orang yang mempunyai kemampuan, dan mempunyai passion. Masih ingat kan, saat publik figur mulai meramaikan dunia perpolitikan kita? Sebenarnya, siapa saja berhak untuk berpolitik, tetapi jika hanya mempunyai passion tanpa dibarengi kapabilitas, ini hanya akan membuat panggung politik seperti laboratorium percobaan saja.
Bagi generasi muda yang senang menyuarakan aspirasi lewat turun ke jalan, pastikan bahwa hal yang anda perjuangkan memang layak di perjuangkan. Dengan adanya aksi turun ke jalan ini, biasanya akan mengundang perhatian media massa, dan syukur-syukur permasalahan ini di muat di media, sehingga akan banyak orang yang awareterhadap issue yang diperjuangkan. Aksi turun ke jalan ini juga harus benar-benar terencana dengan baik, karena dikhawatirkan terjadi anarkisme dan menimbulkan kemacetan. Bagi teman-teman yang berkecimpung di dunia seni dan sastra, bisa menyalurkannya lewat karya-karya berupa fiksi, teatrikal, puisi, lagu dan karya seni lainnya. Apapun, bisa dilakukan oleh pemuda. Tak usahlah menunggu mapan dulu, baru melakukan sesuatu. Mulailah latih dari sekarang, untuk mengasah kepekaan kita. Pepatah pernah mengatakan, “Jangan tanyakan apa yang telah bangsamu berikan padamu, tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan pada bangsamu.”
Lain dulu, lain sekarang. Pemuda jaman dulu, dihadapkan pada sebuah keadaan yang mengharuskan mereka mengangkat senjata sekalipun bambu runcing atau mengaharuskan mereka turun ke jalan. Sekarang, pemuda mempunyai fasilitas yang lebih memudahkan, serta  pendidikan yang lebih mudah diakses, tinggal mau atau tidaknya berbuat sesuatu untuk masyarakat. So, pemuda itu ‘sesuatu banget’ kalau bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya. Hingga suatu hari, Raksasa besar yang ditakutkan oleh Napoleon Bonaparte benar-benar terbangun dari tidur panjangnya.

Diakses dari http://www.edeschool.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun